Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siswanto Rusdi
Direktur The National Maritime Institute

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), sebuah lembaga pengkajian kemaritiman independen. Acap menulis di media seputar isu pelabuhan, pelayaran, kepelautan, keamanan maritim dan sejenisnya.

Menanti Kehadiran Negara di Terminal Kijing

Kompas.com - 24/12/2023, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lalu, ada juga dermaga curah kering dan curah cair. Masing-masing berukuran 389 meter x 50 meter dan 500 meter x 50 meter dengan kedalaman kolam minus 16 meter.

Kapal-kapal berbobot 50.000 DWT bisa merapat di keduanya. Untuk dermaga curah kering, disiapkan alat bongkar-muat berupa mobile loading conveyor berkapasitas 300 ton/jam.

Terdapat pula hopper dan grab buat B/M pasir, batubara dan berbagai kargo curah kering lainnya. Dan, dermaga curah cair dilengkapi dengan jaringan pipa sebanyak 5 jalur yang dioperasikan berkerja sama dengan mitra Pelindo.

Semua dermaga yang ada di Terminal Kijing dibangun agak menjorok ke laut sehingga diperlukan jalan akses atau trestle di atas laut untuk masuk ke sana.

Trestle ini panjangnya sekira 3,45 km dengan lebar 19.8 meter. Pada salah satu sisinya, dibangun tatakan pipa (pipe rack) sepanjang 4,62 km, sementara lebarnya 7,2 meter.

Tatakan pipa ini terdiri dari tiga tingkat yang bisa dipasangi 8-10 pipa di setiap tingkatannya. Di atas tatakan inilah nantinya akan dipasang pipa menuju ke kawasan pendukung yang berada di sisi darat pelabuhan. Luasnya 131,5 ha.

Hari makin malam, tubuh mulai lelah. Perlu diistirahatkan segera. Site seeing rencananya akan dilanjutkan keesokan harinya.

Rombongan selanjutnya bergerak ke penginapan yang terletak sedikit mendekat ke Kota Singkawang, namun masih di wilayah Kabupaten Mempawah.

Cukup beristirahat, sekitar pukul 10.00 WIB (sekadar pengingat, tidak ada perbedaan waktu antara Kalimantan Barat dan Jakarta) kembali ke Terminal Kijing. Ternyata view-nya indah sekali di bawah sinar mentari.

Pulau Temajo yang pada malam sebelumnya nyaris tak terlihat kini utuh menampakkan dirinya. Posisinya tepat di muka dermaga dan menjadi breakwater alami bagi terminal.

Terminal Kijing merupakan bagian Pelabuhan Pontianak. Artinya, ia merupakan ekstensi pelabuhan tersebut di mana seluruh aspek bisnis berada dalam kendali General Manager Pelindo Pontianak dan aspek kepemerintahan/regulasi dipegang oleh Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Pontianak.

Terminal Kijing beroperasi pada 9 Agustus 2022, dalam prosesi yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Jelas ‘negara hadir’ di Terminal Kijing.

Lantas, mengapa tulisan ini diberi judul “Menanti Kehadiran Negara di Terminal Kijing”? Bukankah dengan kehadiran Jokowi saat meresmikannya merupakan bukti kehadiran negara?

Di samping itu, pembangunan Terminal Kijing didanai dari APBN, dengan nilai yang mencapai Rp 2,9 triliun.

Lalu, ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) berdasarkan Perpres nomor 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat. Sesungguhnya negara telah hadir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com