Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Renard Widarto
Pengusaha

Millennial, Pengusaha & Mahasiswa Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro

Mencermati Gagasan Gandakan Anggaran

Kompas.com - 29/12/2023, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARI-hari ini, rakyat kembali disajikan berbagai program dan janji para kandidat Capres dan Cawapres. Memang inilah siklus setiap lima tahun yang selalu terjadi pada tahun politik.

Namun kita tentu tidak boleh lupa, anggaran pemerintah belum tentu cukup untuk merealisasikan semua janji-janji itu. Defisit selalu terjadi pada neraca APBN berpuluh-puluh tahun lamanya.

Maka menjadi sama pentingnya memberikan perhatian pada usaha peningkatan pendapatan negara di samping berbagai program dan janji kampanye kepada rakyat.

Logikanya sederhana: program populis dan spektakuler sekalipun tidak akan bisa direalisasikan tanpa ruang fiskal yang cukup. Apapun programnya tidak akan bisa berjalan, jika negara tidak punya cukup dana.

Hal ini membuat gagasan dari Capres Ganjar Pranowo bagaimana harus terlebih dahulu berusaha menggandakan anggaran atau meningkatkan pendapatan negara, menjadi menarik untuk kita cermati bersama. Apakah mungkin dan bagaimana caranya.

Kementerian Keuangan mencatat, sampai 12 Desember 2023, defisit APBN masih sebesar Rp 35 triliun atau 'hanya' 0,17 persen dari PDB kita.

Maka kita boleh sedikit lega, seharusnya defisit APBN tahun 2023 nanti lebih kecil jika dibandingkan defisit APBN 2022 sebesar Rp 464,33 Triliun atau 2,38 persen PDB.

Namun demikian, kecil maupun besar, defisit APBN tetap masih terjadi. Anda sudah pasti paham itu artinya pendapatan negara kita lebih kecil dibandingkan belanja negara.

Lalu bagaimana jika APBN kita mengalami defisit? Anda-pun sudah tentu bisa menjawab, negara harus berhutang.

Jika dijumlah, maka akumulasi total defisit APBN kita dalam sepuluh tahun terakhir mencapai sekitar Rp 4.171 triliun. Jumlah tersebut kurang lebih 1,6 kali dari total penerimaan negara pada 2022.

Defisit APBN pada tiap tahun anggaran tentu akan secara langsung membebani postur APBN pada tahun-tahun berikutnya dengan biaya bunga dan kewajiban lainnya. Maka masalah defisit APBN harus segera dicarikan solusinya.

Secara sederhana hanya ada dua solusi terhadap defisit APBN itu: mengefisiensikan belanja negara dan meningkatkan pendapatan negara.

Efisiensi belanja negara dapat didorong dengan sistem pengadaan dan belanja negara yang bersih dan transparan serta prioritas belanja negara yang berpihak pada produk lokal.

Hal tersebut telah diupayakan oleh pemerintah saat ini dan tentu harus terus didorong dan disempurnakan oleh pemerintah yang kelak terpilih.

Namun, tentu efisiensi belanja negara saja tidak cukup. Pendapatan negara kita harus terus dikatrol. Oleh sebab itu, gagasan menggandakan anggaran menjadi hal menarik dan harus kita pikirkan.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya menggandakan anggaran atau meningkatkan pendapatan negara? Tentunya semuanya butuh proses dan tidak instan.

Pertama, dengan optimalisasi penerimaan pajak. Salah satu caranya dengan mekanisme pelaporan dan pembayaran pajak yang simpel, transparan, dan efisien.

Digitalisasi sistem perpajakan yang simpel akan mendorong masyarakat untuk sadar dan mudah membayar pajak. Tidak ada lagi ruang yang 'abu-abu'.

Peningkatan tax ratio tentu juga harus terus tumbuh dan didorong. Filosofinya sederhana, pertumbuhan pada PDB kita harus diimbangi dengan peningkatan penerimaan pajak yang signifikan.

Kedua, dengan industrialisasi dan hilirisasi di berbagai bidang penggerak perekonomian. Seluruh proses pertambahan nilai dan jasa harus didorong untuk dilakukan di dalam negeri dan dikerjakan oleh bangsa sendiri.

Anda tentu bisa membayangkan, proses industrialisasi dan hilirisasi akan memberikan efek multiplikasi pada peningkatan pendapatan negara dari berbagai sisi.

Ketiga, dengan mendorong dan memanfaatkan potensi ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital yang begitu besar sebagai kekuatan ekonomi baru.

Kekuatan ekonomi baru akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi kita, apabila dimanfaatkan dengan optimal. Pertumbuhan ekonomi prima sudah barang tentu akan ikut mengatrol pendapatan negara.

Keempat, bagaimana mengoptimalkan BUMN dan sovereign wealth fund sebagai generator pendapatan negara yang handal.

Laba BUMN yang pada 2022 mencapai Rp 303,7 triliun atau sebesar 11,56 persen dari total pendapatan negara harus terus ditingkatkan.

Kinerja BUMN harus terus didorong untuk memiliki keunggulan bersaing yang berkelas dunia. BUMN harus dikelola secara profesional dengan mengedepankan efektifitas dan efisiensi kerja yang bermuara pada orientasi profit.

Demikian juga dengan INA, sovereign wealth fund kita yang baru berdiri pada Februari 2021 yang lalu. Pemerintah dengan otoritasnya harus mendorong INA untuk mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola, laba bersih INA baru mencapai nilai Rp 2,62 triliun pada 2022.

Investasi yang dikelola oleh INA harus berkualitas dan tepat guna sehingga dapat memberikan efek ganda yang dapat menggerakkan roda perekonomian dengan optimal.

Kelima tentunya dengan tata kelola birokrasi yang bersih dan bebas dari KKN. Digitalisasi birokrasi, mentalitas sikat KKN dan penegakan hukum menjadi kunci.

Birokrasi yang bersih dan bebas KKN akan bermuara pada efisiensi dan kondusifitas iklim investasi.

Iklim investasi yang kondusif dan efisien tentu akan menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi, yang ujungnya akan bermuara kembali pada peningkatan pendapatan negara.

Maka siapapun pemerintah yang terpilih nantinya, tentu harus memberikan perhatian penuh pada upaya peningkatan pendapatan negara ini.

Defisit pada neraca APBN harus terus ditekan demi pentingnya kesehatan keuangan negara.

Peningkatan pendapatan negara juga dapat memberikan ruang fiskal cukup bagi peningkatan kuantitas dan kualitas dari program dan pembangunan, yang efeknya akan langsung dirasakan masyarakat.

Program dan janji politik yang menggiurkan secara elektoral tentu boleh saja ditawarkan.Tapi jangan sampai kita jadi lupa, di dunia ini semuanya tetap butuh anggaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Whats New
Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Whats New
Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Whats New
Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Work Smart
IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Earn Smart
'Face Recognition' Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

"Face Recognition" Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

Work Smart
Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Whats New
'Startup' Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

"Startup" Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

Work Smart
[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Gelar Jakarta International Marathon 2024, BTN Siapkan Total Hadiah Rp 3 Miliar

Gelar Jakarta International Marathon 2024, BTN Siapkan Total Hadiah Rp 3 Miliar

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BNI secara Online dan Offline

Cara Cetak Rekening Koran BNI secara Online dan Offline

Spend Smart
12 Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat HP

12 Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com