Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Proses Integrasi Angkasa Pura I dan II Sudah Rampung

Kompas.com - 29/12/2023, 11:51 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, proses integrasi dua BUMN pengelola bandara sudah rampung.

Erick mengatakan, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney secara resmi menggabungkan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

"Alhamdulillah proses yang panjang telah menemui akhirnya, upaya kita untuk memperkuat pengelolaan bandara berhasil terwujud," kata Erick dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (29/12/2023).

Baca juga: Erick Thohir Target Penggabungan AP I dan AP II Rampung Februari 2024

Ilustrasi pesawat di bandara kelolaan PT Angkasa Pura I (AP I).Dok. AP I Ilustrasi pesawat di bandara kelolaan PT Angkasa Pura I (AP I).

Erick mengatakan, kehadiran InJourney Airports dan PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) sebagai subholding InJourney Group merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi dan kebandarudaraan. 

Hal tersebut, kata dia, bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.

"Dengan transformasi ini, kita berharap pengelolaan bandara bisa lebih terintegrasi dan efisien," ujarnya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, transformasi di sektor pengelolaan bandara menjadi keharusan dalam mengoptimalkan potensi sektor ekonomi, pariwisata, hingga logistik Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Mau Merger AP I dan AP II, Apa Untungnya buat BUMN?

"Yang terpenting, integrasi ini harus mampu meningkatkan kualitas pelayanan dengan adanya standarisasi sistem operasi dan kebijakan yang sama," ucap dia.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan terkait rencana penggabungan PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dengan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II.

Situasi Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/4/2023).KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Situasi Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/4/2023).

Nantinya, bakal dibentuk satu perusahaan sebagai holding yang menaungi kedua BUMN pengelola bandara tersebut. Penggabungan AP I dan AP II ini bertujuan mengintegrasikan layanan transportasi udara.

"Kalau AP I dan II itu adalah kita akan menggabungkan, kita akan bikin PT di atasnya. Kita lihat integrasi layanan udara ini harus menyatu, karena kan kita kemarin melakukan planning terpisah barat sama timur,” ujarnya saat ditemui di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: AP II Layani Hampir 2 Juta Orang Selama Libur Natal 2023

"Kita ingin ada perusahaan strategic holding di atasnya yang menggabungkan. Sehingga nanti akan ada proses interaksi untuk membangun ekosistem transportasi udara secara utuh," tambah pria yang akrab disapa Tiko itu.

Ia mengungkapkan, pembentukan holding yang menaungi AP I dan AP II ditargetkan rampung tahun ini.

Selain itu, Kementerian BUMN juga tengah mengkaji pemisahan atau spin off Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi badan usaha tersendiri usai pembentukan holding.

"Nanti setelah itu (pembentukan holding), kita akan lihat apakah akan me-spin off beberapa BUBU (badan usaha bandar udara) yang besar. Contohnya kayak Jakarta sama Bali, itu mungkin kita akan spin off jadi opco (operating company) tersendiri dengan BUBU tersendiri," papar dia.

Baca juga: AP I Layani 1,5 Juta Penumpang Saat Libur Natal 2023, Terbanyak di Bali

Menurutnya, pemisahan tersebut dilakukan agar bandara besar seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai bisa lebih lincah dalam pengembangan dan menarik investasi. Tiko bilang, saat ini investasi di kedua bandara itu masih belum optimal.

"Memang Jakarta dan Bali harus terpisah, karena kalau nanti digabungkan dengan keseluruhan, dia kemampuan fundraising-nya kurang," ungkapnya.

Kendati begitu, rencana pemisahan dan pembentukan anak usaha baru terkait Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tersebut harus mendapat restu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terlebih dahulu.

"Tergantung nanti Permenhub (Peraturan Menteri Perhubungan). Kalau Permenhub meng-allow (mengizinkan) kita untuk melepaskan Bali dan Soekarno Hatta sebagai opco terpisah, kita ingin pisah sehingga nanti untuk fundraising dan ekspansi lebih mudah," tutup Tiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com