Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Lanjutkan "Rally", Rupiah Betah Melemah

Kompas.com - 05/01/2024, 09:35 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (5/1/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 9.18 WIB, IHSG berada pada level 7.393,07 atau naik 0,45 persen (33,3 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.359,76.

Sebanyak 220 saham melaju di zona hijau dan 187 saham di zona merah. Sedangkan 225 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,2 miliar saham.

Baca juga: Masuki 2024, Simak Saham dan Sektor yang Bakal Cuan

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, saham-saham movers IHSG mulai unjuk gigi pada perdagangan Kamis kemarin. Ini telah mengembalikan optimisme pasar dan membawa IHSG kembali ke kondisi semula, dimana penguatan tidak lagi difokuskan hanya pada saham-saham tertentu.

“Belum ada indikasi pelemahan yang mengakibatkan perubahan arah tren sejauh ini. Hari ini kami memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat, range 7.291 – 7.377,” lanjut William.

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak pada teritori positif. Indeks Nikkei menguat 0,45 persen (149,19 poin) pada level 33.437,5, Hang Seng Hong Kong naik 0,08 persen (13,5 poin) ke posisi 16.659,52, Strait Times bertambah 0,12 persen (3,7 poin) pada posisi 3.177,74, dan Shanghai Komposit menguat ke level 2.954,84 atau naik 0,02 persen (0,49 poin).

Baca juga: Investor Pemula Merapat, Ini Cara Membaca Analisis Fundamental Saham

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.13 WIB rupiah berada pada level Rp 15.518 per dollar AS, atau turun 28 poin (0,18 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.490 per dollar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dalam analisisnya, Kamis (4/1/2024), bahwa pelemahan mata uang garuda pada hari Kamis diperkirakan akan berlanjut hari ini.

Sentimen yang membayangi pergerakan rupiah yaitu 72 persen survei CME FedWatch menilai bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Maret, dibandingkan dengan peluang 90 persen pada minggu lalu.

Baca juga: Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Global Mereda, Rupiah Kian Menguat

Di sisi lain, laporan nonfarm payrolls AS yang diawasi ketat akan dirilis pada hari Jumat, yang kemungkinan akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki The Fed untuk menurunkan suku bunganya.

“Rupiah (Kamis) sempat melemah 70 point   ke level Rp 15.490 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.481. Sedangkan untuk perdagangan (Jumat) , mata uang rupiah fluktuatif namun (diprediksi) ditutup melemah direntang  Rp 15.470- Rp 15.550,” kata Ibrahim.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com