Furqon mengaku, pinjaman melalui fintech lending lebih mudah dan cepat untuk kebutuhan yang dimilikinya sekarang. Hal itu terutama karena tidak adanya agunan dan pencairan di bawah 24 jam dalam perjanjian utang tersebut.
Sampai saat ini, ia sudah tiga kali melakukan pencairan melalui fintech lending ini.
Adanya pinjaman dana dari fintech lending ini membuat omzet bisnisnya meningkat hingga 25 persen dibandingkan sebelum menerima pembiayaan.
"Kami tidak ambil semua plafon pinjamannya, kami ambil sesuai kebutuhan saja," ungkap dia.
Sebagai gambaran, semula omzet Bubur Ayam Kampung "Nyemplung" berkisar antara Rp 800 juta per bulannya. Setelah adanya pembiayaan fintech lending, omzet per bulan dapat menyentuh Rp 1 miliar.
Tentu saja, hasil tersebut tidak didapatkan dengan instan. Setiap tahun, pasangan suami-istri ini tekun menabung untuk mengusahakan memiliki satu outlet baru. Dari outlet tersebut, harapannya memiliki satu foodtruck sebagai satelit.
Saat ini, Bubur Ayam Kampung "Nyemplung" baru memiliki 2 foodtruck, Harapannya ke depan, setiap outlet memiliki satu foodtruck. Foodtruck ini disebut efektif melayani pesanan online dari pelanggan yang jaraknya jauh dari outlet.
Pada akhir pekan, tiap outlet Bubur Ayam Kampung "Nyemplung" mampu melayani hingga 500 porsi bubur. Jumlah tersebut belum ditambah dengan pesanan yang datang dari foodtruck.
Seporsi bubur ayam kampung biasa dibanderol dengan harga Rp 23.000, sementara bubur ayam dengan telor dijual dengan Rp 27.000. Pembeli bisa memilih tambahan makanan seperti sate ampela, sate telur, dan sate usus dengan harga Rp 4.000.
Outlet Bubur Ayam Kampung "Nyemplung" buka mulai pukul 6 pagi hingga 10 malam. Sementara foodtrucknya buka dengan dua sesi. Sesi satu mulai buka pukul 6 pagi sampai 12 siang, sedangkan sesi dua buka mulai pukul 5 sore hingga 10 malam.
Tak ingin berhenti berinovasi, Bubur Ayam Kampung "Nyemplung" juga membuka kemungkinan untuk membuka model bisnis waralaba atau franchise. Namun demikian, Ratna masih menimbang risiko yang dapat terjadi terutama perihal kualitas rasa.
Tak hanya sampai di sana, ia juga bermimpi membuat bubur ayam kampungnya dapat dijual menjadi kemasan instan yang dapat disajikan dengan mudah.
"Nanti lihat ada yang mau modalin atau tidak," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.