Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Menakar Kesiapan Indonesia Menuju "Halal Beauty 2026"

Kompas.com - 30/01/2024, 15:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi produsen industri halal dunia sebagaimana yang ditargetkan terwujud pada 2024 ini.

Berdasarkan laporan "Halal Cosmetics Market: Global Industry Trends, Size, Growth, Opportunity, and Forecast 2023-2028" oleh penasihat terkemuka strategi manajemen dan riset pasar International Analysis Research and Consulting (IMARC) Group, pasar kosmetik halal global mencapai angka 30,3 miliar dollar AS atau setara Rp 462 triliun pada 2022.

Pasar tersebut diperkirakan meningkat menjadi 53,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 811 triliun pada 2028 (Rostanti, 2023).

Sementara itu, berdasarkan Indonesia Halal Economic Report, industri kosmetik halal nasional tercatat memiliki nilai pasar sebesar 4,19 miliar dollar AS pada 2022 dan diproyeksikan bertumbuh hingga 8 persen per tahun hingga 2023 (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2023).

Pemerintah bersama para pemangku kepentingan terkait terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai produsen halal terkemuka dunia dengan berbagai strategi dan kebijakan, salah satunya menargetkan sertifikasi halal produk kosmetik pada 2026 (Desinthya, dkk, 2023).

Selain memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, kesadaran akan pentingnya industri halal sekarang ini bukan hanya oleh umat Muslim saja, tetapi juga non-Muslim (Desinthya, dkk, 2023).

Maka, diperlukan langkah strategis dan kongkret guna mewujudkan "halal beauty 2026", salah satunya ialah sosialiasi literasi halal kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Literasi halal memiliki urgensi yang tinggi dalam mendorong perekonomian Indonesia melalui industri halal.

Literasi halal menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia pada 2024. Begitupun juga untuk menuju "halal beauty" 2026.

Hal ini karena literasi halal sangat penting untuk mendorong kesadaran bagi para produsen dan konsumen halal untuk menerapkan gaya hidup halal (Desinthya, dkk, 2023).

Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) yang juga Ketua Harian Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin menyampaikan, target Indonesia menjadi pusat halal dunia adalah upaya untuk mendorong industri dan keuangan syariah sebagai arus baru ekonomi Indonesia.

Hal ini disampaikannya saat Rapat Pleno KNEKS Ketiga di Istana Wakil Presiden pada Selasa tanggal 20 Desember 2022 yang lalu (Desinthya, dkk, 2023).

Menurut data The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISCC) 2023, jumlah populasi Muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa.

Jumlah ini setara dengan 86,7 persen dari populasi penduduk nasional yang mecapai 277,53 juta jiwa. Hal ini menjadi salah satu potensi besar untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia.

Potensi dari jumlah penduduk Muslim yang besar itu diyakini bakal mendorong kebutuhan produk halal yang besar.

Dengan begitu, dikutip dari laman resmi KNEKS, Wapres menilai bahwa industri halal perlu diwujudkan sebagai upaya untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia (Desinthya, dkk, 2023).

Taktik utama dalam meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan antusiasme masyarakat dalam menerapkan gaya hidup halal dalam rutinitas sehari-hari adalah dengan memperkuat literasi gaya hidup halal melalui media sosial.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa media sosial memegang posisi penting dalam kehidupan mayoritas semua orang, terutama kaum muda karena dianggap sebagai kebutuhan penting bagi semua orang.

Menurut survei We Are Social tahun 2023, masyarakat Indonesia menghabiskan tiga jam delapan belas menit setiap hari di media sosial.

Data ini menempatkan Indonesia pada urutan kesepuluh tertinggi secara global dalam hal pengguna aktif media sosial.

Pemerintah dapat memanfaatkan tren ini untuk mensosialisasikan promosi sosial dan gaya hidup halal, khususnya di kalangan generasi muda. Hal ini dapat dicapai melalui beragam konten promosi yang menarik dan informatif di seluruh platform media sosial popular di Indonesia (Desinthya, dkk, 2023).

Jika hal itu dapat dilakukan, maka potensi Indonesia yang begitu besar untuk menjadi pusat halal dunia bisa terwujud.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com