Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan KCI Pilih Impor KRL dari China meski Jepang Tawarkan Harga Lebih Murah

Kompas.com - 03/02/2024, 10:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter (KCI) membeberkan alasan pihaknya memilih impor 3 KRL baru dari China ketimbang dari Jepang meskipun harga yang ditawarkan Jepang lebih murah.

Sebagai informasi, dalam penandatanganan Kontrak Kerjasama Pengadaan Sarana KRL Baru pada 31 Januari 2024 di Beijing, China, disepakati impor 3 KRL baru dari China ini senilai Rp 783 miliar.

Sementara pada Price Proposal JR East tanggal 30 Juni 2023 yang pernah dibagikan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Robertho saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Selasa (19/9/2023), harga 3 KRL baru dari pabrikan asal Jepang hanya Rp 676,8 miliar (asumsi kurs Rp 104,44 per Yen).

Baca juga: Problematika Eskalator Stasiun Bekasi yang Bikin Pengguna KRL Berduka

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, selama proses pengadaan 3 KRL impor ini pihaknya telah melakukan penjajakan dengan berbagai penyedia atau manufaktur dari beberapa negara produsen sarana KRL.

KCI telah menerima proposal resmi dari produsen KRL asal Jepang, J-TREC, pada Oktober 2023.

Selain dengan J-TREC, KCI juga melakukan penjajakan dengan perusahaan manufaktur kereta api asal Korea Selatan yakni Wojin dan Dawonsys, serta perusahaan asal China yang juga memproduksi Kereta Cepat Whoosh yakni China Railway Construction Corporation (CRRC) Sifang Qingdao.

Baca juga: KCI Pastikan KRL Baru yang Diimpor dari China Telah Penuhi Spesifikasi Teknis

Setelah menerima proposal dari berbagai perusahaan tersebut, KCI pun melakukan pembahasan proses pengadaan sarana KRL hingga akhirnya memutuskan untuk memilih CRRC Sifang sebagai mitra kerja.

"CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Selain itu, KCI juga mempertimbangkan dari sisi reputasi dan rekam jejak karena CRRC Sifang sudah bekerja sama dengan 28 negara di dunia untuk menyediakan sarana commuter EMU dengan berbagai kondisi di negara masing-masing pengimpornya.

Baca juga: Harga KRL Baru dari Jepang Lebih Murah, KCI Pilih Impor dari China

Selain itu, dalam kerja sama ini KCI dan CRRC Sifang juga sepakat untuk melakukan transfer pengetahuan untuk penanganan operasional KRL ke depan.

"Ini juga yang memperkuat KAI Commuter untuk bekerja sama dengan CRRC Sifang," kata dia.

Sebagai informasi, pengadaan sarana KRL baru ini sebagai langkah KCI dalam pemenuhan sarana KRL untuk mengakomodir pengguna KRL Jabodetabek yang diharapkan mencapai 2 juta pengguna per hari pada 2025.

Sebagai catatan, saat ini rata-rata volume pengguna KRL Jabodetabek pada hari kerja sebanyak 870.000-950.000 orang per hari. Pada Januari 2024 tercatat volume tertinggi pada Senin (2/1/2024) yaitu sebanyak 941.771 orang, dengan rata-rata volume sebanyak 877.846 orang setiap hari kerja.

Baca juga: KCI Putuskan Impor KRL Baru dari China, Sudah Direstui BPKP?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Whats New
Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Whats New
Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Whats New
Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Smartpreneur
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

Whats New
Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Work Smart
Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password

Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password

Whats New
Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Whats New
Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Whats New
Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Whats New
Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com