Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Risiko Lebih Tinggi, AAUI Godok Aturan Khusus untuk Asuransi Kendaraan Listrik

Kompas.com - 29/02/2024, 11:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengatakan, aturan terkait asuransi kendaraan listrik masih terus dipersiapkan untuk menemukan bentuk yang proporsional. Harapannya, aturan terkait asuransi kendaraan listrik dapat rampung pada Juni 2024.

Adapun, aturan terkait asuransi kendaraan listrik ini juga masih menunggu peraturan dan surat edaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ketua AAUI Budi Herawan mengatakan, populasi kendaraan listrik masih di bawah harapan industri, atau berkisar di bawah 10.000 unit. Namun begitu, ia melihat pertumbuhan yang masif dalam 2-3 tahun ini, khusunya kendaraan listrik dari China dan Korea Selatan.

Belum lagi, pemerintah juga mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai transportasi umum.

"Kami sedang kerja terus sama OJK, iya (premi lebih tinggi dari asuransi kendaraan konvensional), pokoknya nanti ada perbedaan, termasuk deductable-nya," kata dia usai konferensi pers Kinerja Industri Asuransi Umum 2023, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Premi Semester I-2023 Naik, AAUI: Asuransi Umum Catat Kinerja Positif

Ia menambahkan, untuk membuat polis khusus asuransi kendaraan listrikn, AAUI belajar dari negara seperti Korea Selatan, Jepang, Hongkong, dan Taiwan.

Budi mengungkapkan, pada dasarnya baik kendaraan listrik maupun konvensional memiliki risiko yang relatif sama ketika berada di jalan raya. Hanya saja, kendaraan listrik yang tidak memiliki suara seperti kendaraan konvensional dianggap memperbesar risiko menabrak dan tertabrak yang mungkin terjadi.

Adapun yang membuat kendaraan listrik berbeda adalah harga dari komponen suku cadangnya yang lebih mahal dari kendaraan konvensional. Hal tersebut berpotensi membuat premi kendaraan listrik akan lebih tinggi dari kendaraan konvensional.

Ia menceritakan, beberapa pemain asuransi kendaraan listrik yang sudah lebih dahulu masuk ke bisnis ini sudah mencatat loss ratio lebih dari 100 persen. Hal ini lantaran biaya penggantian baterai untuk kendaraan listrik hampir mendekati harga mobil barunya.

Baca juga: AAUI: Pencatatan Premi Kendaraan Listrik Masih Menjadi Satu dengan Kendaraan Motor pada Umumnya

 


Di sisi lain, saat ini belum semua bengkel dapat menangani perbaikan kendaraan listrik beserta klaim asuransinya

"Bukan kami tidak siap, tapi karena ini bicara mass product untuk asuransinya kami juga harus sangat berhati-hati," imbuh dia.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan, saat ini beberapa perusahaan asuransi mengalami hambatan karena tingginya kliam kendaraan listrik. Hal ini berarti jumlah klaim yang dibayar tidak sebanding dengan klaim yang dikeluarkan untuk kendaraan listrik.

"Beberapa perusahaan asuransi sudah kena suffer dan mulai teriak, kebetulan kenanya kena hit di batreinya gitu," ujar dia.

Baca juga: OJK Minta Industri Godok Resep Produk Asuransi Kendaraan Listrik yang Tepat

Halaman:


Terkini Lainnya

JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

Whats New
Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

Whats New
Presdir Jahja Setiaatmadja 'Serok' Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Presdir Jahja Setiaatmadja "Serok" Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Whats New
Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Whats New
BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

Rilis
Usai Jalani 'Fit and Proper Test', Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Usai Jalani "Fit and Proper Test", Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Whats New
AISA Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4 Persen pada Kuartal I-2024

AISA Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Whats New
Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27,5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27,5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Whats New
Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Whats New
Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti 'Fit and Proper Test' di DPR

Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti "Fit and Proper Test" di DPR

Whats New
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Whats New
Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Whats New
26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com