JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PLN Indonesia Power (PLN IP) bakal menambah pembangkit energi hijau berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Pulau Nusa Penida, Bali.
Saat ini di Nusa Penida sudah ada PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MWac. Namun dalam rencana jangka menengah, sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan PLTS dan PLTB yang berkapasitas 14,5 MW.
Nantinya, pembangkit hijau tersebut dipadukan dengan teknologi Battery Energy Storage System (BESS). Adapun PLTS ditargetkan mulai beroperasi pada 2025, disusul dengan PLTB pada 2026.
Baca juga: Pemanfaatan Baru 140 MW, Kementerian ESDM Sebut Perlu Percepatan Pengembangan PLTS Atap
"PLN Indonesia Power bersama dengan PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan PLTS di Nusa Penida sampai 2029 melalui penambahan kapasitas serta pembaharuan teknologi. Dalam project ini tentunya kami akan terus mengawal sampai akhir," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (10/3/2024).
Rencana pengembangan sistem pembangkit hijau di Nusa Penida mendapat dukungan dari Komisi VII DPR RI yang meninjau langsung PLTS di Nusa Penida.
Anggota Komisi VII DPR RI sekaligus Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik, Sugeng Suparwanto mengatakan, PLTS Hybrid Nusa Penida yang saat ini sudah beroperasi telah menjadi ikon dalam gelaran KTT G20 pada 2022 lalu, serta menandai komitmen dalam menggenjot transisi energi.
Baca juga: Revisi Permen PLTS Atap Diprotes Pengusaha, Pengamat: Mereka Mementingkan Bisnisnya
"Pembangunan PLTS tentunya tidak hanya sekedar simbolik, namun secara terus menerus," ucapnya.
Saat ini keberadaan PLTS Hybrid di Nusa Penida memiliki peran strategis untuk melistriki 3 pulau di antaranya adalah Pulau Nusa Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida dengan luas wilayah 209,4 km2 dan jumlah pelanggan sebanyak 21.238.
Sugeng menilai, dengan adanya PLTS di Nusa Penida maka menjadi langkah awal dan strategis bagi transisi energi yang diwujudkan dengan membangun pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Baca juga: Penghapusan Pasal Jual Beli PLTS Atap Bisa Hindari Kerugian Negara
Menurutnya, saat ini porsi kelistrikan di wilayah Bali yang dipasok dari pembangkit hijau memang masih relatif kecil, dibandingkan kebutuhan listrik secara keseluruhan di Bali.
Namun dengan adanya pembangkit hijau di Nusa Penida maka diharapkan terjadi penghematan yang luar biasa dan mampu menekan emisi dengan signifikan.
"Nusa Penida akan menjadi best practice bagaimana energi transisi dengan PLTS khususnya, jadi kita memperoleh pengalaman empirik bagaimana mengganti energi fosil ke energi baru terbarukan," kata Sugeng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya