Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Diprediksi Masih Bakal Naik

Kompas.com - 05/04/2024, 14:11 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor geopolitik dan struktural diproyeksikan bisa membawa harga komoditas emas menembus 2.600 dollar AS per ounce dalam jangka waktu satu tahun.

Logam mulia ini telah mencapai rekor tertinggi berturut-turun tahun ini. Terakhir, emas spot menembus rekor tertinggi dengan harga 2.300 dollar AS per ounce. Angka ini setara Rp 36,45 juta pada kurs Rp 15.849 per dollar AS.

Kepala investasi Swiss Asia Captal Juerg Kiener mengatakan, analisis kurva ke depan untuk emas terlihat fantastis.

"Jika Anda melihat kurva ke depan selama satu tahun, harganya sekitar 2,600 dollar AS," kata dia dikutip dari CNBC, Jumat (5/4/2024).

Baca juga: Tinggalkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Antam 5 April 2024 Turun Rp 4.000 Per Gram

Ia menambahkan, jatuhnya persediaan di pasar emas menambah risiko kenaikan harga di masa depan.

Bagi penjual emas, ada tekanan jangka pendek ketika harga emas naik tajam dalam waktu yang singkat.

Mereka yang memiliki bisnis jangka pendek terpaksa membeli aset tersebut untuk mencegah kerugian lebih lanjut dan semakin melambungkan harga emas.

Juerg menggambarkan, kenaikan harga emas dipengaruhi oleh beberpa hal seperti kondisi geopolitik, pergeseran ke dunia multipolar, dan perubahan struktur perdagangan internasional.

Sedikit catatan, emas biasanya dipandang sebagai aset safe haven dan juga berpotensi sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Permasalahan geopolitik yang terjadi di Israel dan Ukraina memengaruhi peningkatan harga emas jangka menengah.

Sementara itu, kemungkinan penurunan bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) yang diprediksi bakal tahun ini juga mendorong senimen peningkatan harga emas.

Hal ini lantaran, biaya pinjaman yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas karena investor beralih dari aset pendapatan tetap seperti obligasi.

"Kita melihat adanya aliran besar logam mulia yang meninggalkan negara-negara Barat," imbuh dia.

Sebagai gambaran, terjadi peningkatan permintaan emas dari investor ritel di China pada 2023. Itu terjadi karena negara tersebut berada dalam gejolak sekor properti dan pasar saham yang anjlok.

Di sisi lain, banyak bank sentral juga sedang meningkatkan cadangan emas mereka setahun belakangan. Hal ini turut menjadi faktor yang membuat harga emas naik.

Baca juga: Makin Mahal, Harga Emas Dunia Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com