Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Kompas.com - 25/04/2024, 10:40 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI Rate ke level 6,25 persen. Langkah BI mengerek suku bunga acuannya dinilai sudah tepat.

Airlangga menjelaskan, pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia, belakangan berada dalam tekanan dari arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Dengan sikap The Fed yang diyakini belum akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat, modal asing keluar dari pasar keuangan negara berkembang, sehingga mengakibatkan mata uang banyak negara melemah.

Oleh karenanya, langkah BI untuk meningkatkan kembali suku bunga acuannya sebesar 25 basis point atau 0,25 persen disebut sudah tepat. Kenaikan suku bunga BI disebut Airlangga sebagai "defense mechanism" dari tekanan dollar AS.

"Kami merasa defense mechanism itu sudah berada dalam koridor yang pas," kata dia, ditemui di kantornya, Rabu (24/4/2024).

Baca juga: Prediksi BI: Suku Bunga The Fed Baru Turun pada Desember 2024

Momentum BI untuk mengerek suku bunga acuan dalam gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) April pun dinilai tepat. Pasalnya, Indonesia memiliki modal yang kuat dengan adanya kenaikan surplus neraca dagang. Tercatat pada Maret lalu nilai surplus neraca dagang mencapai 4,47 miliar dollar AS, naik dari bulan sebelumnya 830 juta dollar AS.

"Ini sebuah angka yang baik, dan angka yang baik ini kami lihat dimanfaatkan oleh BI momentumnya untuk menambah kekuatan penceghan terhadap capital flight," tutur Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga bilang, pemerintah akan melihat kemampuan fiskal yang dimiliki untuk merespons kenaikan suku bunga BI. Pemerintah membuka opsi untuk memberikan kembali insentif guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

"Tentu nanti kita lihat ruang fiskal kita, insentif apa yang bisa kita berikan," ucapnya.

Baca juga: Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

 


Sebagai informasi, BI memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis points atau 0,25 persen ke level 6,25 persen. Keputusan ini merupakan hasil dari gelaran Rapat Dewan Gubernur BI periode Aprill 2024.

Selain itu, bank sentral juga mengerek tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun menjadi di level 5,50 persen dan lending facility tetap di level 7,00 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. ," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (24/4/2024).

"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah preemptive dan forwrad looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025," sambungnya.

Keputusan BI untuk mengerek suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian global. Perry menyebutkan, ketidakpastian global meningkat, seiring dengan perubahan arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, serta eskalasi ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com