Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Kompas.com - 01/05/2024, 17:17 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba bersih 374,3 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 6,09 triliun (kurs Rp 16.276 per dollar AS) pada Kuartal I-2024. Angka ini turun 18,3 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 458,04 juta dollar AS.

Adapun laba kotor ADRO tercatat 628 juta dollar AS, turun 18 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar 763 juta dollar AS.

“Di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, kami mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya. Lebih lanjut, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini,” ujar Presiden Direktur dan CEO Adaro Garibaldi Thohir dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (1/5/2024).

Baca juga: Laba Adaro Minerals Naik 32,7 Persen Menjadi Rp 6,9 Triliun

Pada tiga bulan pertama 2024 ini, ADRO membukukan pendapatan 1,44 miliar dollar AS (Rp 23,44 triliun) atau turun 22 persen dibandingkan tahun lalu yakni 1,84 miliar dollar AS.

Di tengah penurunan pendapatan, volume produksi ADRO naik 15 persen yoy menjadi 18,07 juta ton. Demikian juga volume penjualan yang mengalami peningkatan 5 persen yoy menjadi 16,48 juta ton.

"Peningkatan pada kinerja operasional ini mengimbangi penurunan 24 persen pada harga jual rata-rata (ASP) seiring berlanjutnya penurunan harga batu bara," kata pria yang akrab disapa Boy Thohir ini.

Seiring penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan ADRO juga turun 24 persen  yoy menjadi 815 juta dollar AS, terutama karena penurunan beban royalti, dari angka tahun sebelumnya karena penurunan ASP maupun harga acuan batu bara.

Adapun beban usaha juga mengalami penurunan sebesar 25 persen yoy menjadi 108 juta dollar AS. Hal in dikarenakan penurunan 39 persen pada pendapatan negara bukan pajak (PNBP) porsi pemerintah pusat (4 persen) dan pemerintah daerah (6 persen).

Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 56 persen menjadi 206 juta dollar AS. Belanja modal terutama digunakan untuk alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung di rantai pasokan. ADRO juga memulai investasi di smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya.

"Operasi kami memulai tahun ini dengan baik, dan investasi yang kami perluas ke bisnis-
bisnis baru berjalan baik sesuai panduan yang telah kami tetapkan," sebut Boy Thohir.

Baca juga: Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com