Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Ungkap Strategi Pemanfaatan Kendaraan Listrik di Tanah Air

Kompas.com - 24/05/2024, 23:59 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahjana, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menargetkan pengembangan sebanyak 2 juta kendaraan berbasis listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030.

Dari target tersebut diharapkan terjadi penghematan energi sebesar 29,79 Million Barrel Oil Equivalent (MBOE) dan reduksi emisi gas buang sebanyak 7,23 juta CO2.

"Target tersebut merupakan bagian dari strategi percepatan program kendaraan listrik dan ekosistemnya, selain itu juga untuk akselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/5/2024).

Baca juga: Intip Beragam Promo BNI Java Jazz Festival 2024

Agus mengatakan bahwa Indonesia tengah serius dalam upaya untuk mengembangkan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik, mulai dari hulu hingga ke hilir. Hal ini mengingat Indonesia dianugerahi potensi nikel yang cukup besar dalam mendukung pengembangan industri ekosistem kendaraan listrik.

"Saat ini, pengolahan bijih nikel menjadi nikel dan kobalt sulfat sudah ada. Proyek-proyek berikutnya yang perlu dilaksanakan dan dipromosikan adalah pembuatan prekursor baterai, katoda, sel baterai, dan baterai, mengingat industri pengisian daya listrik dan daur ulang baterai juga sudah ada," jelas dia.

Di Indonesia sendiri, Agus merincikan terdapat sembilan perusahaan pengolah bijih nikel menjadi nikel dan kobalt sulfat, yang merupakan salah satu material dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Intip Beragam Promo BNI Java Jazz Festival 2024

 

Empat perusahaan di antaranya sudah beroperasi, tiga dalam tahap konstruksi, dan sisanya masih dalam studi kelayakan.

"Industri baterai kendaraan listrik roda empat di Karawang telah beroperasi dengan kapasitas 10 GWh pada bulan ini," tuturnya.

Selain itu, Agus menambahkan bahwa ekosistem kendaraan listrik perlu didukung pula dengan infrastruktur pengisian daya yang kuat. Tercatat pada April 2024, jumlah total stasiun pengisian daya yang tersedia sudah mencapai 1.566 unit, sementara unit baterai swap sebanyak 1.772 unit.

Baca juga: Ini Faktor yang Menyebabkan Harga Emas Naik Turun

"Pemerintah menargetkan akan menambah hingga 48.118 unit stasiun pengisian daya dan 196.179 unit stasiun swap pada tahun 2030 nanti," ujarnya.

Meski demikian, Agus mengutarakan bahwa untuk mencapai hal itu semua membutuhkan kolaborasi dan sumbangsih dari seluruh pihak, baik itu pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, hingga mitra internasional.

"Target transisi energi sangat menantang dan ambisius karena membutuhkan teknologi rendah karbon yang inovatif, industri pendukung, pendanaan yang masif, serta komitmen dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Spend Smart
BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

Spend Smart
KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

Whats New
Pengguna 'Paylater' di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Pengguna "Paylater" di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Whats New
Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Earn Smart
BCA Mobile Alami Gangguan, Nasabah Tak Bisa Cek Saldo dan Transaksi

BCA Mobile Alami Gangguan, Nasabah Tak Bisa Cek Saldo dan Transaksi

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 26 Juni 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Merah Keriting

Harga Bahan Pokok Rabu 26 Juni 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Merah Keriting

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 26 Juni 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 26 Juni 2024

Spend Smart
Tingkatkan Akses Pembiayaan Konsumen, Home Credit Andalkan 2 Fitur Ini

Tingkatkan Akses Pembiayaan Konsumen, Home Credit Andalkan 2 Fitur Ini

Whats New
Harga Emas Terbaru 26 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 26 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com