Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Kompas.com - 01/06/2024, 07:37 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) membantah induksi elektromagnetik menjadi penyebab jatuhnya material besi dari crane proyek yang dikerjakan PT Hutama Karya (Persero) ke lintasan MRT Jakarta pada Kamis (30/5/2024) sore.

Kepala Divisi Corporate Secretary MRT Jakarta Ahmad Pratomo mengatakan, masih terlalu dini untuk menyimpulkan insiden terjadi akibat induksi elektromagnetik dari kereta MRT Jakarta.

"Terlalu dini dan masih perlu dibuktikan lebih lanjut sebab berpotensi menimbulkan kegaduhan dan spekulasi yang tidak semestinya di masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2024).

Baca juga: Hutama Karya Ungkap Penyebab Besi Proyek Kejagung Jatuh ke Lintasan MRT

Dia mengungkapkan, berdasarkan informasi dari tim di lapangan, struktur crane dibangun di area insiden tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak MRT Jakarta.

Oleh karenanya, MRT Jakarta berinisiatif berkoordinasi dengan tim kontraktor tersebut dan merekomendasikan agar menghentikan sementara pengerjaan proyek hingga seluruh aspek keselamatan dan keamanan terpenuhi.

"Saat ini, pihak kami sedang melakukan analisis terhadap dampak insiden, baik dari aspek bisnis, layanan, hingga infrastruktur sarana dan prasarana MRT Jakarta," ucapnya.

Sebagai informasi, material besi dari crane proyek Hutama Karya di Gedung Kejaksaan Agung jatuh ke lintasan MRT Jakarta sehingga menyebabkan operasional ratangga harus dihentikan sejak pukul 16.40 WIB, Kamis kemarin.

Lalu pada pukul 20.05 WIB, Hutama Karya telah selesai mengevakuasi material besi dari lintasan MRT Jakarta. Pada keesokan paginya, Jumat (31/5/2024), MRT Jakarta pun kembali beroperasi normal.

Sebelumnya, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan, berdasarkan investigasi awal, insiden disebabkan oleh induksi elektromagnetik yang terjadi ketika kereta MRT melintas saat tower crane sedang mengangkat material besi.

"Induksi tersebut mengakibatkan crane mati mendadak, sehingga material besi yang sedang diangkat terjatuh miring dan masuk ke dalam rei MRT mengikuti arus induksi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2024).

Kendati begitu, menurut Adjib, sebelum pekerjaan pengangkatan material dilakukan, Hutama Karya telah berkoordinasi dengan pihak MRT dan menyepakati batas aman jarak pengangkatan material, yaitu 6 meter, sesuai dengan hasil koordinasi tersebut.

Untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang, Hutama Karya akan melakukan evaluasi dan peningkatan prosedur keselamatan kerja, khususnya terkait penggunaan crane di dekat jalur MRT.

Selain itu, melakukan peninjauan ulang jarak aman pengangkatan material dengan melibatkan ahli elektromagnetik untuk memastikan keselamatan operasional.

Serta meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak MRT untuk memastikan setiap langkah yang diambil telah memenuhi standar keselamatan tertinggi.

"Hutama Karya berkomitmen untuk fokus pada penyelesaian di lapangan lebih cepat dan melanjutkan proses investigasi dengan memperbaiki seluruh dampak atas insiden tersebut, serta akan menyampaikan informasi terkini pada kesempatan pertama," tutup Adjib.

Baca juga: Perbaikan Besi Crane Jatuh di Rel MRT Butuh 5 Jam, Operasional Dihentikan, Tiket Penumpang Dikembalikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com