Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ESDM Ungkap Tiket ke Singapura Bakal Lebih Mahal pada 2026, Kenapa?

Kompas.com - 04/07/2024, 21:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga tiket pesawat ke Singapura diperkirakan bakal lebih mahal karena kebijakan penggunaan bioavtur yang diberlakukan pemerintah Negeri Singa tersebut.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, mulai 1 Januari 2026, pemerintah Singapura mewajibkan penggunaan bioavtur untuk pesawat yang terbang dari negara tersebut.

"Terbang ke Singapura per 1 Januari 2026 nanti tiketnya akan lebih mahal. Karena apa? Pesawat kita datang ke (Bandara) Changi itu, tiket pulangnya akan jauh lebih mahal, karena sudah mewajibkan 1 persen bioavtur. Harga bioavtur itu dibebankan ke tiket penumpang," ungkapnya dalam acara Green Economy Expo 2024 di Jakarta Convention Center, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Berpotensi Naik akibat Penggunaan Bioavtur

Ilustrasi pesawat Airbus A350-900 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Singapore Airlines.SHUTTERSTOCK/PHUONG D. NGUYEN Ilustrasi pesawat Airbus A350-900 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Singapore Airlines.
Meski begitu, Eniya melihat kebijakan pemerintah Singapura yang mewajibkan penggunaan bioavtur menjadi potensi bisnis.

Menurutnya, Indonesia perlu bersiap jika ingin menerapkan kewajiban penggunaan bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan.

"Ini harus kita lihat sebagai satu potensi bisnis, satu challenge (tantangan). Jadi kita harus benar-benar persiapkan. Sekarang sudah global, situasinya itu saling berkaitan. Ini Pertamina juga sudah mempersiapkan karena kita ingin dorong dari palm-based bioavtur juga," papar dia.

Ia menambahkan, saat ini peta jalan atau roadmap dari penggunaan bioavtur di Indonesia sudah ada di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).

Baca juga: Pertamina Siapkan Kilang Plaju dan Dumai Buat Genjot Produksi Bioavtur

Menurutnya, berbagai kementerian terkait pun sedang memberikan masukan terkait peta jalan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com