Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Pesawat Berpotensi Naik akibat Penggunaan Bioavtur

Kompas.com - 03/11/2023, 09:20 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pemanfaatan bioavtur yang merupakan sustainable aviation fuel (SAF) berpotensi mengerek harga tiket pesawat pada beberapa tahun ke depan. Hal ini seiring dengan akan meningkatnya biaya produksi bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan itu.

GM Green Energy Apical Group Aika Yuri Winata mengatakan, pemanfaatan bioavtur bisa menjadi salah satu solusi dalam dekarbonisasi industri penerbangan. Pasalnya, SAF disebut menghasilkan emisi karbon 90 persen lebih rendah dari avtur.

"SAF muncul sebagai alternatif yang paling menjanjikan dan layak untuk bahan bakar pesawat konvensional," ujar dia, dalam 19th IPOC, di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).

Namun demikian, transisi pemanfaatan bahan bakar menuju SAF diakui tidak mudah. Aika menyebutkan, salah satu tantangan yang akan dihadapi dari pemanfaatan SAF ialah biaya produksi tinggi dan pasokan terbatas, karena pembatasan pada beberapa jenis biomassa.

Baca juga: Pertamina Siapkan Kilang Plaju dan Dumai Buat Genjot Produksi Bioavtur

Menurutnya, biaya tambahan dari adopsi SAF diperkirakan mencapai miliaran dollar AS bagi para produsen bahan bakar. Hal ini kemudian akan berimbas terhadap harga tiket pesawat.

"(Kenaikan biaya produksi) mengakibatkan kenaikan sebesar 3 dollar AS hingga 14 dollar AS pada tiket rata-rata pada tahun 2030 dan 13 dollar AS hingga 38 dollar AS pada tahun 2050 untuk perjalanan udara yang lebih berkelanjutan," tutur dia.

Oleh karenanya, Aika menekankan pentingnya intervensi kebijakan, termasuk mandat dan skema insentif, hingga implementasi pembiayaan berkelanjutan untuk mengakselerasi pengembangan SAF. Sebab, permintaan terhadap bahan bakar campuran biomassa itu akan terus meningkat ke depan.

Baca juga: SAF, Bioavtur Minyak Sawit Pertama Bikinan Pertamina, Diuji Coba Perdana di Pesawat Garuda

 


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priadi menyebutkan, pemerintah memang berencana untuk meningkatkan pemanfaatan bioavtur. Pemerintah menargetkan, penggunaan bioavtur mencapai 5 persen pada 2025.

Kerja sama pengembangan bioavtur sudah dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan PT Pertamina (Persero), di mana tes sudah mulai dilakukan dengan pencampuran 2.4 persen bioavtur dalam komposisi bahan bakar pesawat. Adapun tes pertama telah dilakukan dengan CN-235-220 FTB dan dinilai berhasil.

"Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus mendorong produksi dan penggunaan biovatur dalam industri aviasi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com