Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut soal Diskriminasi Sawit: Saya Harap LSM-LSM Indonesia Merasa Terpanggil...

Kompas.com - 08/04/2019, 12:24 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk bersama-sama menentang diskriminasi sawit oleh Uni Eropa.

"Saya harap juga LSM-LSM Indonesia itu dapat merasa terpanggil," ujarnya di Jakarta, Senin (8/4/2019).

Menurut Luhut, seluruh anak bangsa harus menumbuhkan rasa lebih besar, tak terkecuali LSM Indonesia, menyusul perlakukan diskriminatif kepada sawit oleh Uni Eropa.

Kekompakan segenap elemen bangsa melawan diskriminasi sawit dinilai sangat diperlukan karena sawit tidak hanya soal komoditas penghasil devisa terbesar Indonesia. Namun juga terkait dengan 20 juta rakyat Indonesia yang bekerja dan bisa hidup karena industri kelapa sawit.

Baca juga: Lawan Diskriminasi CPO, Pemerintah Ajak Pebisnis Gugat Uni Eropa

Mulai dari pekerja perusahaan sawit hingga pera petani yang menggantungkan diri kepada sawit.

"Jangan mereka hanya membela lingkungan. Masalah lingkungan saya berkali-kali mengatakan kami itu tidak akan membuat policy yang akan merusak generasi kita yang akan datang," kata Luhut

"Itu sebabnya kami kencang benar masalah Citarum, lihat lah Citarum itu progresnya begitu baik," sambung dia.

Sejak akhir pekan lalu, beberapa delegasi Indonesia sudah menuju Brussel, Belgia untuk melancarkan protes rencana penetapan Delegated Act oleh Parlemen Uni Eropa.

Delegated Act dinilai sebagai bentuk diskriminasi sawit karena melarang pengunaan CPO untuk biodisel di Eropa. Selain itu ketentuan itu juga memasukan sawit sebagai komoditas berisiko tinggi terhadap deforestasi.

Padahal berdasarkan study International Union for Conservation of Nature (IUCN) pengunaan lahan kelapa sawit 9 kali lebih efisien dibandingkan dengan komoditas penghasil minyak nabati lainnya yang ada dunia.

Namun Delegated Act tidak memberlakukan hal yang sama kepada komoditas penghasil minyak nabati lainnya seperti kedelai dan bunga matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com