Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Menyebut "Benteng Terakhir" Indonesia Goyah

Kompas.com - 13/04/2019, 23:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam debat Capres 2019, Prabowo mengatakan BUMN saat ini goyah, padahal BUMN adalah benteng terakhir kemajuan ekonomi Indonesia.

"Pak Jokowi mengerti apa yang terjadi di BUMN kita? BUMN kita adalah benteng terakhir ekonomi Indonesia. Tetapi, kita melihat bahwa benteng itu goyah," kata Prabowo Subianto dalam debat Capres di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Prabowo mencontohkan, beberapa saat yang lalu saat bloomberg membuat satu studi tentang penerbangan. Di jepang, sebuah maskapai bisa untung jika kursi dalam pesawat diduduki hingga 60 persen. Sementara Garuda Indonesia, presentasenya harus sampai 120 persen untuk mencapai keuntungan.

"Untuk Garuda Indonesia, baru bisa untung kalau penumpangnya 120 persen. Berarti tidak bisa untung-untung kalau begini," kata Prabowo.

Prabowo merasa risau karena maskapai di Indonesia tidak terurus dengan baik. Menurutnya, percuma membuat holding baru jika maskapai yang saat ini tidak dikelola.

"Jadi mau bikin holding lagi, sekarang saja tidak dikelola dengan baik. Ini yang membuat kami sangat risau. Flight carrier garuda kok kita biarkan morat-marit seperti sekarang," kata Prabowo.

"Itu adalah aset ekonomi. Kenapa kita biarkan aset ekonomi dinikmati oleh orang lain?" tanyanya.

Prabowo memastikan BUMN akan menjadi ladang ekonomi rakyat sehingga membuka lapangan kerja dan memastikan harga pangan terjangkau bila terpilih menjadi presiden.

"Kuncinya kita ingin BUMN menjadi ekonomi rakyat, membuka lapangan kerja, dan memastikan harga pangan terjangkau," tandas Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Whats New
Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Whats New
IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Whats New
Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Whats New
Proses 'Refund' Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Proses "Refund" Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Whats New
Transaksi Pasar Saham AS ‘Lesu’, Saham-saham di Wall Street Tertekan

Transaksi Pasar Saham AS ‘Lesu’, Saham-saham di Wall Street Tertekan

Whats New
Hormati Proses Hukum oleh KPK, PGN Sebut Penanganan Kasus Korupsi Tak Ganggu Layanan Operasional

Hormati Proses Hukum oleh KPK, PGN Sebut Penanganan Kasus Korupsi Tak Ganggu Layanan Operasional

Whats New
'Sidak' Kementerian ESDM Temukan Elpiji Oplosan di Hotel dan Kafe di Jakarta, Bogor, Bali

"Sidak" Kementerian ESDM Temukan Elpiji Oplosan di Hotel dan Kafe di Jakarta, Bogor, Bali

Whats New
KPPU Awasi Layanan Operasi Starlink di RI

KPPU Awasi Layanan Operasi Starlink di RI

Whats New
Simak, Ini Daftar Stasiun untuk Pembatalan Tiket Kereta di Seluruh Indonesia

Simak, Ini Daftar Stasiun untuk Pembatalan Tiket Kereta di Seluruh Indonesia

Whats New
Keluh Kesah Karyawan soal Potongan Gaji Iuran Tapera: Memberatkan!

Keluh Kesah Karyawan soal Potongan Gaji Iuran Tapera: Memberatkan!

Whats New
Buntut Kasih Harga Promo, Starlink Bantah Lakukan 'Predatory Pricing'

Buntut Kasih Harga Promo, Starlink Bantah Lakukan "Predatory Pricing"

Whats New
[POPULER MONEY] Keluh Kesah PNS yang Jadi Peserta Tapera | Buntut 60 Kloter Penerbangan 'Delay', Menhub Minta Garuda Berbenah

[POPULER MONEY] Keluh Kesah PNS yang Jadi Peserta Tapera | Buntut 60 Kloter Penerbangan "Delay", Menhub Minta Garuda Berbenah

Whats New
Gaji Komite Tapera Capai Rp 43 Juta Sebulan

Gaji Komite Tapera Capai Rp 43 Juta Sebulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com