Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Terpilih Diminta Perbaiki Ekosistem Pengiriman Logistik

Kompas.com - 19/04/2019, 14:50 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) berharap presiden dan wakil presiden terpilih bisa memperbaiki ekosistem pengiriman logistik di Indonesia.

Karena, selama ini ekosistem selalu menjadi persoalan tersendiri di bidang jasa logistik.

"Masalah kita bersama, masalah bangsa dalam perspektif asosiasi adalah bagaimana ekosistem industri pos semakin baik," kata Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPP Asperindo, Trian Yuserma kepada Kompas.com, Jumat (19/4/2019).

Baca juga: Ini Harapan Pengusaha Kawasan Industri untuk Presiden Terpilih

Menurut Trian, tentangan jasa pengiriman logistik dari tahun ke tahun semakin tinggi. Apalagi, geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang cakupan wilayahnya sangat luas.

Menurut dia, seluruh masyarakat Indonesia harus dapat menikmati dan merasakan layanan jasa logistik.

"Karena wiliyah Indonesia yang luas, terdiri dari kepulauan, masyarakat butuh kecepatan layanan. Kalau ngomong masyarakat jangan di Jakarta doang. Di seluruh wilayah Indonesia ini masyarakat harus bisa bisa menikmati layanan dengan cepat," tuturnya.

Trian menjelaskan, menciptakan ekosistem yang baik itu tentu melibatkan banyak pihak terkait. Dengan demikian, dibutuhkan sinergi dan kebersamaan dalam mewujudkan itu.

Baca juga: Di Maluku, Menhub Dicurhati Pengusaha Logistik soal Tol Laut

"Untuk menciptakan itu banyak pihaknya terlibat, salah satu yang sangat strategis keterlibatan negara. Karena regulasinya ada di negara," ungkapnya.

"Regulasi, transportasi, dan banyak lah. Bahkan kalau ngomong jasa pengiriman sendiri negara wajib menyediakan jasa pos yang cepat dengan tarif yang terjangkau," tambah dia.

Selama ini tak hanya persoalan ekositem yang jadi permaslahan di jasa pengiriman logistik, apakah layanan dan lainnya. Persoalan tarif yang tinggi kerap kali disoal oleh masyarakat atau pelanggan.

"Asosiasi berharap semua pihak menyadari pentingnya ini. Karena ada yang bilang, bahwa negara yang kuat itu (jika) salah satu pos dan logistiknya baik," tandas Trian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com