Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Jastip. Ratna Raup Untung Sambil Traveling ke Luar Negeri

Kompas.com - 27/04/2019, 12:12 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sih yang enggak mau mendapatkan pemasukan sambil menjalankan hobinya?.

Kalau dua hal itu bisa dilakukan bersamaan, tentu kesenangan bisa berlipat-lipat, bukan?

Nah hal itulah yang dilakukan oleh Ratna, pegawai swasta yang sudah dua setengah tahun ini membuka pesanan jasa titip atau Jastip.

Awalnya Ratna sendiri tidak mengetahui apa itu Jastip. Sebutan itu ia kenal ketika teman-temannya menitip barang dari luar negeri beberapa tahun silam.

"Jastip apaan sih? Saya cari dong di internet ternyata membawa barang tak hanya dari luar ke Indonesia aja. Tetapi juga barang dari Indonesia ke luar negeri," ujarnya dalam acara diskusi di Kantor Bea Cukai, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Jastiper, Ini Risiko Bila Kucing-kucingan dengan Petugas Bea Cukai

Dari situ, Ratna mulai mencari aplikasi Jastip di playstore dan menjadi member. Tak disangka banyak pesanan mengalir saat ia mau traveling ke luar negeri.

Namun awalnya permintaan itu bukan menitipkan barang dari luar negeri ke Indonesia, justru permintaan membawa barang dari Indonesia ke luar negeri.

"Jadi awalnya saya Jastip justru membawa 7 kain batik dari Indonesia ke Kualalumpur saat itu," sambungnya.

Dalam menentukan tarif Jastip, Ratna selalu mempertimbangkan sejumlah hal. Mulai dari ukuran barang, berat barang hingga lokasi barang yang dicari oleh pemesan.

Selain perlu ambil keuntungan, hal ini juga dilakukan karena Ratna tidak mau liburannya terganggu. Oleh karena itu ia sangat hitungan-hitungan.

"Saya traveler backpacker jadi enggak pernah yang ribet-ribet karena kalau liburan cuma bawa ransel doang," kata dia.

"Tetapi kalau ada pesanan saya hitung nih beli bagasi berapa, tipnya berapa, dan harga barangnya berapa, baru deh kita diskusi dengan pemesan," sambungnya.

Salama dua tahun setengah menjalankan jasa titip, Ratna mengatakan kerap dititipi sejumlah barang oleh konsumen. Mulai dari pakaian, sepatu, skincare hingga masker.

Bahkan dia mengatakan sempat dimintai membawa rokok dari luar negeri. Sementera ada ketentuan khusus di Indonesia terkait rokok dari luar negeri.

"Kalau baju kan familiar, kalau asing sih saya tanya ke orang bea cukai. Aturan begini. Atau ketentuan pajak juga harus bayar," kata dia.

Melihat ada keuntungan yang didapatkan dari jasa titip tersebut, Ratna pun tak sungkan untuk membuka pesanan saat berencana liburan ke luar negeri.

Kini ribuan orang sudah menjadi member aplikasi jasa titipan. Bukan tak mungkin, alasan mereka bergabung sama dengan Ratna yakni meraup untung sambil menjalankan hobi traveling-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com