Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silpa DKI dan Aceh Hampir Rp 2,3 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

Kompas.com - 20/06/2019, 17:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Implementasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun (Silpa) di Jakarta dan Aceh yang hampir Rp 2,3 triliun.

Seharusnya, angka Silpa dalam APBD adalah 0 (nol) untuk menunjukkan penyerapan anggaran sudah 100 persen atau maksimal.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, seharusnya Silpa yang masih tersisa bisa dimanfaatkan kembali untuk pembangunan daerah. Sebab pemerintah berharap pembangunan di masing-masing daerah cukup tinggi.

"Silpa itu kan dalam APBD mereka (masing-masing daerah), jadi ada dalam kewenangan Pemerintah Daerah (Pemda). Kita tentu berharap bahwa kebutuhan pembangunan di masing-masing daerah cukup tinggi. Jadi kalau ada Silpa mestinya bisa dimanfaatkan atau dimaksimalkan pemanfaatannya," kata Sri Mulyani saat menghadiri rapat Konsultasi Anggaran Pagu di Gedung DPR Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: Kenapa Investasi Indonesia Kalah dari Vietnam? Ini Kata Sri Mulyani

Namun, Sri Mulyani enggan menanggapi lebih jauh terkait pendampingan Pemerintah Daerah untuk menyerap APBD secara maksimal.

"Pendampingannya nanti, ya (bahasnya)," kata Sri Mulyani sambil berlalu.

Sri Mulyani hadir di Gedung DPR guna menghadiri undangan untuk membahas konsultasi Anggaran Pagu Indikatif DPR Tahun 2020. Adapun hal dibahas adalah kondisi pelaksanaan anggaran tahun 2019 dan rencana anggaran untuk tahun 2020.

"Hari ini saya bersama jajaran wakil menteri eselon I, diundang untuk konsultasi dengan pimpinan DPR. Jadi kita tadi membahas beberapa hal menyangkut kondisi dari pelaksanaan anggaran 2019, termasuk yang ada di dewan, dan untuk perencanaan 2020," jelas Sri Mulyani.

Terkait Silpa, sebelumnya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo juga mengatakan hal serupa. Mendagri meminta pemerintah daerah melakukan penyerapan APBD secara maksimal dengan tepat agar penyerapan anggaran dan belanja program efektif.

Tjahjo menilai, adanya Silpa menunjukkan penganggaran APDB belum laik dan efisien. Seharusnya Silpa tidak berlebih karena banyak PR yang belum dikerjakan Pemda.

"Berarti kan perencanaan penganggaran tidak efektif. Program tidak berjalan baik," pungkas Tjahjo saat diwawancarai wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com