CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (5/8/2019) waktu setempat (Selasa pagi WIB).
Kenaikan harga logam mulia itu seiring dengan anjloknya bursa saham Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Kontrak emas paling aktif untuk Desember naik 19 dolar AS atau 1,3 persen, ditutup pada 1.476,5 dollar AS per ounce.
Baca juga: Awali Pekan, Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Per Gram
Indeks-indeks acuan saham AS tergelincir lebih dari tiga persen pada perdagangan Senin, karena investor melepas saham-saham berisiko dan beralih ke aset-aset safe haven, seperti emas. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 900 poin.
Ketika perdagangan di bursa saham mengalami penurunan tajam, logam mulia biasanya naik secara signifikan, karena investor harus mencari tempat-tempat yang aman untuk memarkir dana mereka.
Melemahnya dollar AS juga turut mendukung emas berjangka. Indeks dollar AS, yang merupakan indikato mata uang negeri Paman Sam terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, turun 0,6 persen menjadi 97,48 sesaat sebelum penyelesaian perdagangan emas.
Baca juga: Mau Beli Koin Emas Dinar Bercorak Nusantara? Begini Cara Belinya
Emas dan dollar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dollar AS turun maka emas berjangka akan naik karena emas yang dihargai dalam dollar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.