Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Perselisihan, Mentan Terus Koordinasi dengan Mendag

Kompas.com - 07/11/2019, 21:09 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di kabinet kerja sebelumnya, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian kerap ada berselisih. Perselisihan tersebut seringkali karena adanya perbedaan data.

Belajar dari hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan terus berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan saat ini Agus Suparmanto.

Namun, cara berkoordinasinya yang pasti, menurut dia tidak mesti kerap bertemu. Melalui obrolan pesan pun bisa agar tetap menjaga keharmonisan antar kedua kementerian itu.

"Kita akan melakukan pertemuan reguler tentu, tapi juga semua aspek harus terkoordinasi di bawah kemenko (perekonomian) dan koordinasi tidak harus dengan pertemuan seperti ini. Kita kan sudah biasa whatsapp, dan sebagainya," ujar Syahrul ditemui usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Baca juga: Target Mendag Agus: dari Selektif Impor hingga Ekspor Kalahkan Vietnam

Selain itu, pendekatan secara internal juga diperlukan antar dua kementerian sehingga secara teknis semua masalah-masalah yang menyangkut kebijakan serta menyentuh aspek dasar kepentingan masyarakat tidak ada kontradiktif yang terjadi.

"Ada upaya dan langkah mengintegrasi seluruh langkah ke lapangan sehingga masyarakat tidak bingung menangkap apa yang kita harus lakukan," katanya.

Untuk membenahi serta memberikan bukti bahwa dua kementerian tidak berseteru lagi, maka Presiden Joko Widodo memberikan "PR" kepada menteri pertanian agar melaporkan data yang konkret.

"Oh, itu masing-masing Kementerian ada (programnya). Mentan itu antara lain, dalam 100 hari ini data harus ada. Mulai dari yang dipegang Presiden sampai kepala desa yang dipegang bupati, camat gubernur itu sama (datanya). Termasuk masalah lahan dan produksi," ucapnya.

Mengenai 100 hari kerja, dirinya akan fokus pada aspek stok pangan yang dijamin bakal memenuhi terhadap 267 juta penduduk di Indonesia.

"Karena itu jadi langkah yang tidak boleh dilihat masalah yang kecil. Karena ada aspek cuaca, aspek bencana yang mungkin terjadi," jelasnya.

Selain itu, dia akan fokus pada pengendalian pangan. Menurutnya, pengendalian pangan tidak hanya terjadi pada satu wilayah saja, namun daerah lain juga harus diperhatikan.

"Nah, ini pesan bapak presiden yaitu melakukan birokratisasi. Pengendalian pertanian itu bicara lapangan. Oleh karena itu, pengendaliannya tidak boleh di Jakarta, pengendaliannya nggak di provinsi, tapi pengendaliannya di kecamatan. Sehingga masalah-masalah lapangan, case by case diselesaikan dan orang bisa lihat," ucap dia.

Baca juga: Mendag Ingin Ada Hari Khusus e-Commerce Jual Produk Lokal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com