Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Kaget Ada Direksi BUMN Jadi Komisaris di 6 Perusahaan Anak Cucu

Kompas.com - 13/12/2019, 16:28 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kaget ketika mengetahui ada direksi perusahaan pelat merah yang menjabat sebagai komisaris di enam anak perusahaannya.

Yang dimaksud Erick adalah Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (KOMPAS100: GIAA) Ari Askhara yang menjadi komisaris dari beberapa anak dan cucu Garuda Indonesia.

"Saya juga kaget direksi dan jadi komisaris di enam perusahaan. Mestinya secara etika, saya nggak tahu aturan BUMN tepatnya seperti apa, tapi mestinya kalau sudah menjabat sebagai Dirut maksimal dua atau tiga perusahaanlah," ujar dia ketika ditemui di kantor Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Baca juga: Selain Dirut, Ari Askhara Komisaris di 6 Perusahaan Anak Cucu Garuda

Dia pun mengatakan, jika memang direktur sebuah perusahaan menjabat sebagai komisaris seharusnya gaji yang dia dapatkan tidak lebih besar dari pada gaji jajaran direksinya.

Bahkan seharusnya menurut dia, gaji dari komisaris yang bersangkutan hanya 30 persen dari direksi.

"Kalau enggak, akhirnya semua berlomba-lomba jadi komisaris juga. Bayangkan misalnya saja di Pertamina ada 142 perusahaan tiba-tiba ada komisaris di banyak anak perusahaannya, lucu-lucu. Itu kita copot," ujar dia.

Erick pun mengaku bakal memperketat aturan mengenai pembentukan anak usaha dari BUMN, Selain itu, dirinya juga ingin memperlebar hak Kementerian BUMN, salah satunya untuk menutup dan memerger BUMN.

"Saya sedang menunggu PPnya dari Pak Presiden, dan mungkin dibantu Ibu Sri Mulyani," ujar dia.

Baca juga: Erick Thohir Minta Bos BUMN yang Masih Rugi Gunakan Penerbangan Kelas Ekonomi

Sebelumnya diberitakan,  Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara yang telah dicopot dari jabatannya sebagai direktur utama PT Garuda Indonesia, ternta menjabat sebagai komisaris di beberapa anak cucu perusahaan penerbangan pelat merah tersebut.

Tak tanggung-tanggung, Ari menduduki jabatan komisaris utama di 6 usaha anak cucu Garuda Indonesia.

Adapun perusahan tersebut adalah PT GMF AeroAsia Tbk ( anak usaha), PT Citilink Indonesia (anak usaha) PT Aerofood Indonesia (cucu usaha), PT Garuda Energi Logistik & Komersil (cucu usaha) PT Garuda Indonesia Air Charter (cucu usaha) dan PT Garuda Tauberes Indonesia (cucu usaha).

Menyikapi hal itu, Dewan Komisaris Garuda Indonesia meminta Ari Askhara juga angkat kaki dari enam perusahaan tersebut.

Permintaan pencopotan tersebut diketahui dari surat dengan nomor GARUDA/DEKOM-102/2019 pada 9 Desember 2019. Surat tersebut ditandatangani seluruh dewan komisaris Garuda Indonesia.

Dewan Komisaris juga meminta direksi lain yang terlibat kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton angkat kaki dari anak dan cucu usaha milik Garuda Indonesia.

Selain Ari, keempat direksi yang juga dicopot, yakni Direktur Operasi Bambang Adi Surya, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, serta Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar.

Mereka juga menjadi komisaris di usaha anak cucu garuda bahkan Heri Akhyar menjabat komisaris di 8 perusahaan.

Baca juga: Ari Askhara Dicopot, Pramugari Garuda Tak Lagi Terbang 18 Jam Sehari

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com