Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Korporatisasi Bakal Ubah UMKM Perorangan Jadi Sharing Bisnis

Kompas.com - 17/12/2019, 16:07 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Permodalan selalu menjadi masalah krusial, terutama bagi UMKM yang sedang berkembang. Namun demikian, solusi dari pemerintah melalui Menteri Kooperasi dan UMKM Teten Masduki dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang adalah mengubah konsep UMKM menjadi korporasi.

"Dalam ratas yang dipimpin Bapak Presiden, beliau tegas menyatakan, kegiatan basis UMKM harus dalam bentuk korporasi, jadi korporatisasi dari UMKM," kata Agus seusai bertemu dengan Menteri Kooperasi dan UMKM Teten Masduki di Kantor Kemenkop, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019).

Dalam kesempatan itu, Teten menyebutkan, dengan melakukan korporatisasi maka UMKM akan naik kelas. Sebab, UMKM juga harus berkembang menjadi sebuah bisnis dan tidak selamanya terus menjadi UMKM.

"Sejalan dengan korporatisasi, di situlah UMKM sebenarnya bisa tumbuh menjadi bisnis produktif. Tidak juga hanya menjadi UMKM dan seterusnya, tapi secara bisnis juga naik kelas," jelas Teten.

Selanjutnya, Teten menyebutkan, produk berdaya saing juga menjadi hal penting untuk pengembangan UMKM. Maka dari itu, pengembangan produksi yang dilakukan perorangan akan memakan modal besar dan kurang efisien.

Melalui sistem korporatisasi maka modal bisa ditanggung bersama sekaligus meringankan pengeluaran dan meningkatkan pemasukan.

"Nah, penting produk UMKM itu punya daya saing. Artinya, kualitas produksinya harus ditingkatkan. Kalau UMKM perorangan ini kan enggak mungkin punya peralatan produksi yang modern," ungkap Teten.

Teten menjabarkan, bisnis UMKM yang menggunakan konsep korporatisasi rencananya akan diberikan tempat, yakni di sebuah sharing factory yang mana para UMKM bisa saling bekerja sama dengan fasilitas produksi yang lebih modern.

"Kalau sekarang, industri yang sudah dibina bisa kita bangunkan konsep sharing factory, di mana para UMKM bisa memproduksi di sharing factory atau rumah produksi bersama," ungkap Teten.

Saat ini, pemerintah terus berupaya agar UMKM Indonesia bisa mengahsilkan produk berdaya saing. Maka dari itu, pemerintah terus berupaya menyinergikan program yang dapat diaplikasikan oleh pelaku usaha UMKM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com