Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sindir Telkom, Terlalu Bergantung Telkomsel hingga Punya Perguruan Tinggi

Kompas.com - 15/02/2020, 11:40 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyindir gaya bisnis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dianggapnya belum mengikuti perkembangan zaman.

Menurut mantan Presiden Inter Milan ini, laba dari Telkom justru malah lebih banyak disumbang dari anak usahanya, yakni PT Telkomsel.

Telkomsel sendiri menyumbang sekitar 70 persen dari laba Telkom. Meski kontribusi laba Telkomsel sangat besar, Telkom juga masih harus berbagi keuntungan dengan Singapore Telecom atau Singtel yang juga jadi pemegang saham Telkomsel. 

Menurut Erick Thohir, meski sebagai BUMN besar dengan sumber daya mumpuni, Telkom dinilainya kurang banyak berinovasi menggenjot pendapatan dari segmen lain, seperti data cloud di dalam negeri yang malah banyak digarap perusahaan asing.

Baca juga: Benarkah Bisnis Telkomsel Lebih Menjanjikan ketimbang Telkom?

“Enak sih Telkom-Telkomsel dividen revenue digabung hampir 70 persen, mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Erick menjelaskan, seharusnya saat ini Telkom mulai serius menggarap potensi bisnis di ranah big data. Sebab, bisnis tersebut saat ini masih dikuasai oleh perusahaan multinasional.

“Makanya, kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database, big data, cloud, masa cloud-nya dipegang Alicloud. Masa database kita diambil negara lain,” kata Erick.

Atas dasar itu, Erick saat ini tengah mengkaji beberapa model bisnis dari perusahaan pelat merah. Menurut dia, nantinya perusahaan BUMN akan ada yang berfokus ke bisnis dan ada juga yang berfokus menjalankan program pemerintah.

Baca juga: Erick Thohir “Sentil” Telkom

“Di Indonesia, public service itu penting, makanya kita mapping mana BUMN yang masuk dalam klaster bisnis banget, misal Telkomsel. Ada juga klaster yang harus berbisnis, tapi juga ada subsidi kayak PLN, Pertamina, dan Bank BRI yang ditugaskan KUR,” ucap dia.

Kritik Telkom punya kampus

Kemudian, Erick juga menyoroti Telkom yang kurang fokus pada lini bisnis utamanya. Bahkan, BUMN telekomunikasi ini sampai mengurusi masalah pendidikan dengan mendirikan perguruan tinggi swasta sendiri.

Dia menyebutkan, urusan pendidikan seharusnya biarlah diserahkan pada perguruan tinggi yang sudah ada, baik negeri maupun swasta, sehingga BUMN fokus pada lini bisnis utamanya masing-masing.

“Saya sedang review apa benar BUMN punya universitas-universitas. Karena wong bersaing di bisnisnya saja belum tentu survive, apalagi jalankan sesuatu yang bukan expertise-nya,” ucap Erick Thohir.

Selain itu, lanjut Erick, dirinya juga tengah mengkaji universitas-universitas milik perusahaan BUMN.

Sebagai informasi, dari sekian banyak deretan kampus milik BUMN, Telkom bisa dibilang mempunyai perguruan tinggi yang paling komplet dan besar skalanya, baik jumlah jurusan maupun mahasiswanya.

Baca juga: Punya Saham di Telkomsel, Singtel Raup Untung Banyak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com