Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Listrik Berlebih, PLN Diminta Proaktif Cari Pelanggan Baru

Kompas.com - 08/03/2020, 14:01 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT PLN proaktif mencari pelanggan baru.

Hal ini agar kelebihan pasokan listrik yang terjadi saat ini dapat diserap oleh pelanggan.

“PLN harus proaktif untuk memaksimalkan penyerapan listrik oleh industri karena ini business to business PLN," kata Arifin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/3/2020).

Baca juga: Dampak Corona, Harga Jahe Merah Tembus Rp 100.000/Kg

Ia juga mengimbau agar industri dalam negeri menyerap listrik yang disediakan PT PLN (Persero).

Hal ini diperlukan agar pasokan listrik yang tersedia dapat terserap dengan baik. Pasokan yang ada saat ini lanjut Arifin, pada awalnya mengikuti asumsi pertumbuhan listrik yang cukup tinggi.

“Dahulu kan Pemerintah membangun pembangkit listrik berdasarkan asumsi pertumbuhan listrik yang tinggi yakni 6,5 persen per tahun, namun kenyataan yang terjadi pertumbuhan hanya 4 persen saja, karena itu pasokan listrik yang berlebih harus disalurkan agar tidak ada pembangkit yang idle," ujar Arifin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/3/2020).

Sementara itu, lanjut Arifin, pemerintah berencana menurunkan harga gas bagi pembangkit listrik menjadi 6 dollar AS per MMBTU.

Baca juga: Mengukur Dampak Wabah Virus Corona ke Bisnis Hotel

Untuk mendukung kebijakan ini, Pemerintah saat ini sedang mengkaji payung hukumnya, salah satunya adalah dengan merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 Tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

"Iya, Pembangkit termasuk juga yang akan menikmati harga gas 6 dollar AS per mmbtu. Dan untuk mendukung kebijakan ini maka Pemerintah akan merevisi Peraturan Presiden," ujar Arifin.

Diketahui, dalam Perpres 40 tahun 2016, terdapat 7 industri yang mendapatkan harga gas khusus, yaitu industri yang bergerak di bidang pupuk, industri petrokimia, industri oleochemical, industri Baja, industri keramik, industri kaca, dan industri sarung tangan karet.

Baca juga: Sandiaga: Bukannya Pak Ahok Baru Jadi Komisaris Utama Pertamina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com