Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Tumiyana, Juragan Sapi, Calon CEO Ibu Kota Baru Pesaing Ahok

Kompas.com - 09/03/2020, 12:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kalau saat ini sudah mengantongi empat kandidat pemimpin ibu kota baru. Salah satu calon pemimpin ibu kota baru yaitu Tumiyana.

Berbeda dengan daerah lain, ibu kota baru akan dikelola khusus oleh sebuah badan otorita. Pemimpin otorita ditunjuk dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Selain Tumiyana, tiga calon pemimpin ibu kota baru lainnya yakni Menristek Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, dan Komisaris Utama Pertamina yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau BTP.

Nama Tumiyana tak lagi asing di BUMN konstruksi. Saat ini, dia merupakan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika.

Baca juga: Jika Pimpin Badan Otorita Ibu Kota Baru, Ahok Harus Mundur dari Komut Pertamina?

Karirnya memang banyak dihabiskan di BUMN karya, sebelum berlabuh ke Wika, Tumiyana merupakan Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP.

Di PT PP, Tumiyana pernah menjabat Direktur Keuangan sebelum kemudian menjadi Dirut PT PP selama dua periode dari 2008-2016 dan 2016-2018. Selain itu, Tumiyana tercatat juga sebagai Komisaris PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Tumiyana juga dikenal sebagai pengusaha sukses di sektor peternakan. Lulusan Teknik Sipil Universitas Borobudur ini memiliki sebuah peternakan sapi besar di kampung kelahirannya, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dikutip dari Kontan, Senin (9/3/2020), Tumiyana mulai melakoni bisnis ternak sapi tahun 1995. Di masa awal, ia memulai dengan 16 ekor sapi. Sebagai modal untuk membeli sapi, Tumiyana mengajukan pinjaman ke bank sebesar Rp 200 juta.

Baca juga: Rekam Jejak Azwar Anas, Calon Pemimpin Ibu Kota Baru Pesaing Ahok

Pilihan Tumiyana menginvestasikan dana di bisnis sapi ternyata jitu. Dua puluh dua tahun memutar uang di bisnis ini, ternak sapi yang awalnya hanya 16 ekor kini sudah menjadi 38.000 ekor.

Tentu dalam perjalanan panjangnya melakoni bisnis ini, Tumiyana menghadapi banyak tantangan, apa lagi di tahun pertama dan kedua berbisnis sapi.

"Di tahun ketiga saya sudah mendapat ritmenya, sampai akhirnya bisa bertahan sampai sekarang," kenang dia.

Berbagai pengalaman untung dan rugi pernah ia rasakan. Namun, pengalaman yang paling diingat adalah di tahun 2012.

Saat itu, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) naik ke level Rp 8.000 per dollar AS dari sebelumnya sekitar Rp 12.000 per dollar AS. Penguatan rupiah ini membuat Tumiyana mampu meraup untung besar yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya.

Bisnis beras

Tak puas dengan bisnis ternak sapi, Tumiyana mulai merambah ke bisnis komoditas, seperti beras. Hal ini dilakoninya sejak lima tahun yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com