Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Masih Dibayangi Pelemahan

Kompas.com - 18/03/2020, 10:41 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (18/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum beranjak dari zona merah.

Analis riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, mengatakan IHSG sepanjang hari ini masih dibayangi pelemahan.

"IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal tren bearish masih cukup kuat," kata Dennies.

Baca juga: IHSG Lanjutkan Penurunan

Dennies mengatakan pergerakan IHSG akan dipengaruhi tingginya ketidakpastian dari perekonomian global akibat dampak dari coronavirus terutama semakin tingginya kasus dari dalam negeri.

"Dari global, kekhawatiran akan resesi masih akan membayangi pergerakan," jelasnya.

Melansir data RTI, pukul 09.15 WIB, IHSG berada di level 4.316,84 atau turun 039,9 poin (3,14 persen) dibanding penutupan Selasa 4.456,74.

Sebanyak 59 saham melaju di zona hijau dan 208 saham merah. Sedangkan 58 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 717 miliar dengan volume 572,7 juta saham.

Sementara pada penutupan bursa Selasa, IHSG ditutup melemah di level 4,456.75 turun 4.99 persen.

Pelemahan didorong oleh saham-saham sektor industri dasar yang turun 5,90 persen dan infrastrukture yang turun 5,87 persen.

"IHSG (kemarin) ditutup melemah seiring kekhawatiran akan resesi dari pidato Donald Trump," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, kecemasan terhadap perekonomian juga masih datang dari penyebaran virus corona dari global dan dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com