Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maret 2020 Inflasi 0,10 Persen, Dipicu Emas Perhiasan hingga Gula

Kompas.com - 01/04/2020, 12:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan inflasi pada Maret 2020 mencapai 0,10 persen.

Angka inflasi itu membuat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 0,76 persen dan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 2,96 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi bulan Maret 2020 dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas yang mengalami kenaikan.

Baca juga: BI: Inflasi Minggu Keempat Maret Tetap Rendah Sebesar 0,13 Persen

Meski inflasi pada Maret 2020 lebih rendah dibanding bulan Februari 2020 (month to month/mtm).

"Kalau kita bandingkan inflasi Maret 2020 dengan februari 2020, inflasi Maret 0,10 persen, lebih rendah dibanding inflasi Februari 0,28 persen. Demikian juga dengan inflasi tahunan. Jadi inflasi maret lebih rendah secara bulanan," kata Suhariyanto dalam konferensi pers melalui live streaming, Rabu (1/4/2020).

Suhariyanto merinci, dari 90 kota IHK yang disurvei, 43 kota IHK terjadi inflasi dan 47 lainnya terjadi deflasi.

Inflasi tertinggi berada di Lhokseumawe sebesar 0,64 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar -1,91 persen.

"Kalau ditelusuri lebih dalam, penyebab utama inflasi di Lhokseumawe adalah kenaikan berbagai harga jenis ikan dan kenaikan harga emas perhiasan. Sedangkan penyebab utama deflasi di Timika adalah turunnya tiket angkutan udara dengan sumbangan terhadap deflasi 0,77 persen," ujar Suhariyanto.

Baca juga: BI: Inflasi Terjaga Rendah, Harga Pangan Terkendali

Berdasarkan kelompok pengeluaran, yang memberikan sumbangan inflasi tinggi adalah kelompok pengeluaran 11 sebesar 0,99 persen dengan andil inflasi 0,06 persen. Komoditas paling dominan adalah kenaikan emas perhiasan dengan andil 0,05 persen.

Selanjutnya ada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,10 persen yang memberikan andil 0,03 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com