Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Ditutup Melemah di Level Rp 16.495 Per Dollar AS

Kompas.com - 02/04/2020, 16:35 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot Kamis (2/4/2020) kembali melemah.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 16.495 per dollar AS.

Rupiah melemah 45 poin (0,27 persen) dibandingkan penutupan Rabu (1/4/2020), yakni di level Rp 16.450 per dollar AS.

Baca juga: Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.000 Per Dollar AS sampai Akhir Tahun

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena pasar kecewa terhadap pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang mengasumsikan rupiah bisa berada menuju level Rp 17.500 hingga Rp 20.000 per dollar AS jika pandemi virus corona tidak teratasi.

“Pasar kecewa terhadap pernyataan Gubernur Bank Indonesia. Walaupun hari ini (pernyataan) sudah direvisi namun sayangnya pemerintah dan Bank Indonesia harus bisa mengayomi masyarakat sehingga tidak terjadi kepanikan yang berlebihan,” kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan, pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia adalah kesalahan yang cukup fatal, mengingat kondisi saat ini pasar global sedang rentan dengan adanya tekanan yang cukup ekstrim.

“Baru-baru ini defisit neraca berjalan melebar, peringkat kredit yang rendah dan cadangan mata uang asing terbatas sehingga meningkatkan risiko pelarian modal yang cukup tajam,” jelasnya.

Baca juga: Akhir Perdagangan Sesi I, IHSG dan Rupiah Jeblok

Dari sisi eksternal, pasar ketakutan setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan warganya terkait wabah virus corona.

Wabah virus corona juga telah menyebabkan ekonomi negara-negara maju mengalami perlambatan akibat kebijakan pemerintah yang mewajibkan social distancing (menjaga jarak).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah kasus Covid-19 global mencapai 800.000 kasus per 1 April 2020.

Pandemi virus corona juga telah menunjukkan beberapa tanda-tanda akan ada peningkatan tajam dengan jumlah kasus mencapai 1 juta dalam hitungan satu sampai dua hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com