Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antisipasi Musim Kemarau, Kementan Galakkan Program Pembangunan Dam Parit

Kompas.com - 11/05/2020, 12:16 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) menggalakkan program pembangunan embung, dam, parit dan longstorage untuk mengantisipasi musim kering.

“Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani,” kata SYL seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/5/2020).

Ia mengatakan, pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain.

Baca juga: Antisipasi Kemarau 2020, Kementan Siapkan Embung untuk Lahan Pertanian

“Luas layanan minimal 25 hektar (ha) untuk tanaman pangan dan 5 ha untuk hortikultura, perkebunan, dan peternakan," ujar Mentan SYL.

Mentan SYL mengatakan, pembuatan embung tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik.

"Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan pembangunan infrastruktur ini direncanakan berjumlah 400 Unit yang tersebar di 30 provinsi dan lebih dari 226 kabupaten atau kota.

Baca juga: Kementan dan PT Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Ia mengatakan, kegiatan tersebut akan dilakukan secara bertahap berdasarkan kebutuhan petani.

Sarwo Edhy mengatakan, sebagian besar dana pembangunannya akan disalurkan melalui sistem swakelola atau gotong royong dan langsung diberikan kepada kelompok tani.

“Dengan swakelola oleh petani, maka hasilnya biasanya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki," ujar Sarwo Edhy.

Dengan demikian, Sarwo Edhy berharap, bantuan ini bisa membantu dan mensejahterakan petani.

Manfaat Pembangunan dam bagi Poktan

Salah satu kelompok tani (poktan) yang telah merasakan manfaat pembangunan dam parit adalah Poktan Maju Karya di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Berkat pembangunan dam tersebut keinginan poktan Maju Karya untuk bisa menanam hingga tiga kali dalam sethuan kemungkinan besar akan terwujud.

“Mudah-mudahan kelak mampu panen 3 kali dalam setahun karena ketersediaan air di sawah tercukupi serta meningkatkan produksinya,” kata Ketua poktan Maju Karya, Zaenal Ansor.

Ia mengatakan, dam parit di wilayah ini akan memiliki lebar 2 meter dan produktivitasnya mencapai 5,5 ton per ha.

Baca juga: Kementan dan PT Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

“Estimasinya, dam parit dapat mengairi lahan kurang lebih 32 ha dari sumber air Sungai Maryam sepanjang tahun,” kata Zaenal.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Dispertan) Pemalang Sukardi menjelaskan, program pembangunan dam parit merupakan bantuan pemerintah dari Kementan.

Sukardi juga mengimbau petani untuk menghadapi musim kemarau dengan segera mengolah lahan dan percepatan tanam di musim kedua.

“Pengolahannya dapat dilakukan dengan menanam padi di daerah sumber air dan palawija berumur pendek di daerah tergantung curah hujan,” kata Sukardi.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com