Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Bandingkan Ekonomi RI dengan Negara G20: Kontraksi Nomor 2 Sesudah China

Kompas.com - 24/12/2020, 19:23 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dampak pandemi Covid-10 terhadap perekonomian Indonesia relatif mampu diredam bila dibandingkan dengan negara-negara anggota G20.

Bahkan, menurut dia, perekonomian Indonesia berada di posisi nomor dua setelah China lantaran banyak negara anggota G20 yang mengalami kontraksi pertumbuhuhan ekonomi lebih dalam.

"Dibanding negara-negara G20 perekonomian kita relatif terkontraksi nomor dua sesudah China," jelas Airlangga dalam paparan Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah BNPB di laman Youtube BNPB Indonesia, Kamis (24/12/2020).

Baca juga: Airlangga: Anggaran untuk Vaksin Covid-19 Diperkirakan Hingga Rp 73 Triliun

"China tumbuh positif, sementara kita masih minus tapi yang lain minusnya lebih dalam dari Indonesia," jelas dia.

Airlangga memaparkan, ekonomi Indonesia telah mencapai titik terendah pada kuartal II 2020 dengan laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,32 persen.

Perekonomian pun mulai menunjukkan pemulihan pada kuartal II meski masih terjadi kontraksi sebesar 3,49 persen.

"Akhir tahun diharapkan bisa minus 2 persen hingga positif 0,6 persen. Ini tugas berat tapi tren positif terjadi karena pertumbuhan secara kuartalan sudan di 5 persen dan melihat pengungkit terberat di kuartal III adalah anggaran pemerintah yang bisa mendorong sebesar 9 persen," jelas dia.

Airlangga pun mengklaim dari sisi penanganan Covid-19 dan tingkat kesembuhan Indonesia lebih baik bila dibandingkan negara lain.

Baca juga: Menko Airlangga Klaim Program Kartu Prakerja Tahun 2020 Telah Sukses

Dia memaparkan, tingkat kesembuhan dari kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 81,9 persen sementara rata-rata dunia sebesar 70,3 persen.

Meski demikian, tingkat fatalitas atau tingkat kasus kematian yang sebesar 3 persen masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata dunia yang sebesar 2,2 persen.

"Dengan penanganan yang lebih baik diharapkan target ke depan bisa menekan fatality rate dan melihat di berbagai provinsi kasusnya masih tinggi, namun kita juga melihat penanganan nasional sudah jauh lebih baik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Whats New
IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com