Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalsel, Provinsi dengan Kekayaan Batu Bara yang Melimpah Ruah

Kompas.com - 20/01/2021, 09:51 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalimantan Selatan atau Kalsel masuk dalam deretan provinsi di Indonesia yang menyimpan kekayaan tambang mineral dan batu bara yang paling besar.

Dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Kalimantan, wilayah Kalsel memang yang paling kecil. Provinsi ini memiliki luas 38.744 kilometer persegi, atau setara 58 kali luas Provinsi DKI Jakarta.

Dikutip dari data Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu (20/1/2021), kekayaan bumi paling dominan di provinsi tersebut adalah batu bara.

Perusahaan-perusahaan yang mengeruk batu bara di bumi Kalsel terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara) dan IUP (Izin Usaha Pertambangan).

Baca juga: Daftar 5 Perusahaan Penguasa Perkebunan Kelapa Sawit di Kalsel

Lokasi endapan batu bara terbesar di Kalsel berada di Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Balangan, dan Tabalong.

Bahkan saat masa booming batu bara, DPMPTSP Kalsel mencatat, produksi batu bara pada tahun 2013 sempat mencapai sebesar 162.952.196 ton, yang terdiri dari produksi batu bara PKP2B sebesar 101.234.960 ton dan produksi batubara IUP sebesar 61.717.236 ton.

Tak hanya perusahaan-perusahaan besar dari Jakarta dan modal asing, beberapa pengusaha setempat juga menjadi pemain besar dalam pertambangan batu bara di Kalsel.

Sebut saja pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad atau yang lebih dikenal dengan Haji Isam yang terkait dengan raksasa batu bara Kalsel, Jhonlin Group. Lalu ada Haji Abdussamad Sulaiman yang memiliki banyak tambang batu bara di bawah bendera Hasnur Group.

Baca juga: Deretan 5 Orang Terkaya Indonesia Berkat Batu Bara

Di Kabupten Tabalong contohnya. Salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar Indonesia Adaro juga menambang batu bara dari kabupaten yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah ini.

Anak perusahaan Grup Adaro, PT Adaro Indonesia (AI), adalah perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dengan Pemerintah Indonesia hingga tahun 2022.

Dikutip dari laman resmi PT Adaro Energy Tbk , kepemilikan saham di PT Adaro Indonesia diwakili oleh anak perusahaannya, PT Alam Tri Abadi. Sisa saham PT Adaro Indonesia dimiliki oleh Electricity Generating Authority of Thailand International Company Limited (EGATi), perusahaan listrik negara Thailand.

Pada tahun 2019 lalu, Adaro Indonesia mampu memproduksi 51,6 juta ton batu bara, atau naik 7 persen dari produksi 2018 yang mencapai 48,3 juta ton.

Baca juga: Ini 7 Orang Terkaya Indonesia dari Bisnis Kayu

Selama ini, Adaro Indonesia dikenal sebagai produsen batu bara dengan nilai kalor menengah antara 4.000 kkal/kg dan 5.000 kkal/kg.

Produksi batu baranya diklaim memiliki kandungan polutan yang sangat rendah, sehingga diperdagangkan dengan nama Envirocoal.

Karena kandungan polutannya yang rendah, Envirocoal sering dicampur dengan batu bara yang berkadar abu dan sulfur yang lebih tinggi untuk mengurangi biaya terkait pembuangan abu serta belanja modal yang dibutuhkan untuk alat penurun kadar sulfur dan nitrogen oksida.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com