Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peter Gontha Sebut CT Rugi Rp 11,2 Triliun di Garuda Indonesia

Kompas.com - 05/06/2021, 11:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang tengah terpuruk terus menjadi sorotan publik. Bahkan, masalah keuangan di maskapai pelat merah itu membuat saling serang antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Konflik muncul antara Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga dengan Komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha. Dalam konflik itu terungkap bahwa pemegang saham minoritas Garuda Indonesia rugi mencapai Rp 11,2 triliun.

Peter melalui akun Instagram resminya @petergontha mengunggah surat terbuka yang menanggapi sejumlah pernyataan Arya di publik terkait posisi dirinya sebagai komisaris Garuda Indonesia.

Baca juga: Disebut Jadi Biang Kerok Krisis Garuda Indonesia, Apa Itu Lessor?

"Kepada mas Arya Sinulingga, mohon maaf saya kasih penjelasan dikit yah melalui surat terbuka," tulis Peter dalam Instagram-nya dikutip Sabtu (5/6/2021).

Salah satu yang menjadi sorotan Peter dari pernyataan Arya adalah penunjukannya sebagai komisaris oleh pemegang saham minoritas di Garuda Indonesia. Ia mengungkapkan pemegang saham minoritas itu adalah Pemilik CT Corp Chairul Tanjung.

"Memang saya mewakili orang yang memegang saham minoritas. Artinya dikit lah cuma 28 persen yaitu Chairul Tanjung (CT)," imbuhnya.

Peter pun membeberkan bahwa CT telah mengalami kerugian mencapai Rp 11,2 triliun akibat berinvestasi di Garuda Indonesia. Dia menjelaskan, kerugian yang di dapat CT dalam kurun waktu 9 tahun adalah karena nilai saham maskapai ini terus merosot.

Kala itu CT membeli saham Garuda Indonesia senilai Rp 625 per unit namun sekarang anjlok ke Rp 256 per unit saham.

"Waktu CT diminta tolong karena para underwriter gagal total, CT setor 250 juta dollar AS, waktu itu dollar AS masih sekitaran Rp 8.000 sekarang sudah Rp 14.500. Harga saham waktu itu Rp 625 sekarang sudah Rp 256," jelasnya.

Baca juga: Sederet Penyebab Krisis Keuangan Garuda Indonesia

"Silahkan hitung, tapi menurut saya, dalam kurun waktu 9 tahun kerugian CT saya hitung sudah Rp11,2 triliun termasuk bunga, belum hitung inflasi. Banyak juga ya Mas Arya?," lanjut Peter.

Menurutnya, dalam hal menanggung kerugian Garuda Indonesia, yang paling sakit adalah pihak CT, yang disebut sebagai pemegang saham minoritas atau pemegang saham ece-ece.

"Sementara orang yang tidak setor apa-apa bikin aturan-aturan dan strategi tanpa libatkan pihak pak CT. Sedih kan?," kata dia.

Oleh sebab itu, Peter mengaku dirinya bersuara untuk mewakili CT yang merugi, sebagai pihak yang memang ditunjuk menjadi komisaris Garuda Indonesia oleh CT.

"Jadi karena saya mendapat amanah untuk mewakili beliau (CT) ya saya menyuarakan kegalauan orang yang percaya kepada saya. Menurut saya Rp 11,2 triliun banyak juga yah?," tulis Peter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com