Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Dibayangi Lonjakan Kasus Covid-19, IHSG Menguat, Rupiah Stagnan

Kompas.com - 25/06/2021, 10:25 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (25/6/2021) pagi, kembali bergerak ke arah zona hijau.

Dikutip dari RTI, pukul 09.20 WIB, IHSG menguat 0,29 persen atau 17,2 poin ke level 6.029,28 dari penutupan sebelumnya yang melemah di 6.012,05.

Adapun saham yang menguat sebanyak 228, saham melemah 178, dan pada posisi stagnan sebanyak 157.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tinggi, Penerbangan dari Indonesia Dilarang Masuk Hong Kong Mulai Hari Ini

Dengan nilai transaksi sementara yang diperoleh pada perdagangan pagi ini, sebesar Rp 1,52 triliun dari 3,45 miliar lembar saham yang diperjualbelikan.

Sementara, hari ini, investor asing justru melakukan aksi beli (net foreign buy) yang mencapai Rp 53,39 miliar.

Meski awal pembukaan perdagangan Bursa menguat, tetapi sejumlah analis memperkirakan IHSG bakal kembali ditutup melemah.

Menurut Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper, masih minimnya sentimen positif tak mampu mendongkrak pergerakan indeks acuan saham ini.

Lagi-lagi, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia terus membayangi.

Baca juga: Kurs Rupiah di 5 Bank Hari Ini

"Pergerakan akan masih akan dipengaruhi kenaikan kasus covid-19 dari dalam negeri yang saat ini mencapai 15.000 kasus baru per hari, serta diberlakukannya pembatasan baru yang lebih ketat sehingga ada potensi pemulihan ekonomi akan melambat pada kuartal ketiga 2021," ujar Dennies dalam proyeksi tersebut.

Proyeksi senada juga dikemukakan CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya yang berpendapat bahwa perkembangan pergerakan IHSG masih terlihat bergerak melemah.

Hingga saat ini, lanjut dia, IHSG masih berada dalam fase konsolidasi jangka panjang dikarenakan masih minimnya sentimen yang dapat mem-booster kenaikan IHSG.

"Namun momentum dari pergerakan yang fluktuatif di dalam pergerakan IHSG dapat dimanfaatkan bagi investor jangka pendek, menengah maupun panjang. Hari ini, IHSG berpotensi berada dalam tekanan," kata dia.

Sementara di pasar spot, posisi nilai tukar mata uang Garuda, rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berada di posisi penutupan sebelumnya di Rp 14.440 per dollar AS alias stagnan.

Baca juga: IHSG Bergerak Zona Hijau di Sesi Pembukaan, Rupiah Betah Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.59 WIB, kurs rupiah berada di Rp 14.440 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com