Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Pengangguran Friksional dan Penyebabnya

Kompas.com - 06/02/2022, 20:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengangguran friksional adalah salah satu jenis pengangguran. Pengangguran adalah angkatan kerja yang sedang tidak bekerja.

Pengangguran adalah salah satu masalah yang masih harus diatasi oleh negara Indonesia. Pasalnya, pengangguran dapat mengganggu stabilitas ekonomi suatu negara apabila tingkat penganggurannya tinggi.

Oleh karenanya, tingkat pengangguran harus dikendalikan agar tetap rendah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2021 terdapat 9,10 juta orang pengangguran di Indonesia atau sekitar 6,49 persen.

Salah satu alasan adanya pengangguran adalah angkatan kerja membutuhkan waktu untuk mencocokan diri dengan pekerjaan yang tersedia. Hal ini dikarenakan pekerja memiliki kemampuan yang berbeda dengan lapangan kerja yang tersedia.

Baca juga: 10 Daerah dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi di Indonesia

Kemampuan yang berbeda juga menghasilkan upah yang berbeda, informasi lowongan kerja yang tidak sempurna, dan mobilitas pencari kerja tidak instan membuat pencarian pekerjaan membutuhkan waktu dan tidak instan.

Jenis pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari pekerjaan disebut pengangguran friksional.

Pengertian pengangguran friksional

Pengangguran friksional adalah salah satu jenis pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya pengangguran. Selain pengangguran friksional, ada juga pengangguran konjungtur atau siklis, struktural, dan musiman.

Dilansir dari buku Ekonomi Jilid 2 oleh Alam S, pengertian pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat kesulitan sementara dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.

Baca juga: Apa Pengertian Tenaga Kerja dan Klasifikasinya?

Kesulitan sementara dalam hal ini berupa waktu yang diperlukan dalam proses lamaran kerja, waktu untuk melakukan seleksi lamaran kerja, dan sebagainya.

Umumnya, jenis pengangguran ini terjadi pada negara yang tingkat perekonomiannya mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu ketika jumlah pengangguran tidak lebih dari 4 persen dari total angkatan kerja.

Ilustrasi pengangguran friksional. Pengangguran adalah tenaga kerja yang tidak bekerja. Jenis pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan.freepik.com/ master1305 Ilustrasi pengangguran friksional. Pengangguran adalah tenaga kerja yang tidak bekerja. Jenis pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan.

Penyebab adanya pengangguran friksional

Penyebab terjadinya pengangguran friksional adalah adanya waktu yang dibutuhkan pemberi kerja untuk menyeleksi pekerja. Sebab, sudah sewajarnya pemberi kerja ingin mendapatkan pekerja yang berkualitas tinggi.

Sementara dari sisi pencari kerja, penyebab adanya pengangguran friksional adalah pelamar kerja membutuhkan waktu untuk menemukan lowongan kerja yang cocok dengannya.

Pasalnya, pelamar kerja memliki kemampuan yang terbatas sehingga hanya sesuai pada beberapa lowongan kerja tertentu.

Keberadaan pengangguran friksional memang tidak dapat dihindari, tapi bisa dipersingkat dengan menyediakan informasi kerja yang lengkap di situs-situs atau sumber informasi lowongan kerja.

Baca juga: 6 Persyaratan Lamaran Kerja yang Umum Diminta Perusahaan

Dikutip dari buku Makroekonomi Edisi 6 oleh N. Gregory Mankiw, pengangguran friksional tidak bisa dihindari pada negara dengan perekonomian yang sedang berubah karena jenis barang yang dikonsumsi masyarakat bervariasi sepanjang waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com