JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan ekonomi hijau atau green economy. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, OJK menginisiasi sejumlah program yang mendukung pengembangan green economy.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, salah satu program yang telah diluncurkan untuk mendukung ekonomi berkelanjutan itu ialah program Biokonversi Sampah Organik Menggunakan Lalat Black Soldier Fly (BSF).
Baca juga: Budidaya Maggot dan Bank Sampah, Solusi Atasi Sampah Rumah Tangga DKI
Dengan menggandeng Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi DKI Jakarta, pilot project program itu telah dilaksanakan, salahsatunya di kompleks Yayasan Pondok Karya Pembangunan, Jakarta.
"Program ini kami harapkan dapat menjadi upaya mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru sekaligus menjadi solusi green economy atas permasalahan sampah yang berdampak pada penurunan emisi gas-gas rumah kaca," tutur Wimboh, dalam Peresmian Bank Wakaf Mikro Pondok Karya Pembangunan DKI Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Intip Kisah Alumnus IPB, Sukses Jadi Wirausaha dari Budidaya Maggot
Data OJK dan Asosiasi BSF Indonesia menunjukan, potensi ekonomi budidaya belatung atau maggot hidup secara keseluruhan mencapai Rp 6,39 triliun per tahun dan dapat menyerap SDM sebanyak 1,53 juta orang.
Total nilai potensi itu terdiri dari potensi budidaya maggot hidup sebesar RP 1,28 triliun per tahun, pupuk cair maggot sebesar Rp 3,83 triliun per tahun, dan pupuk pada maggot mencapai Rp 1,28 triliun per tahun.
Baca juga: Kurangi Sampah, Pemkot Depok Gunakan Ulat Maggot
Implementasi program biokonversi sampah organik sangat mudah dan murah serta tidak menularkan bakteri pada manusia. Pasalnya, belatung berasal dari lalat BSF bukan lalat biasa.
"OJK berharap berbagai manfaat yang dihasilkan melalui program Biokonversi Sampah Organik Menggunakan Lalat Black Soldier Fly ini sebagai wujud nyata aplikasi ekonomi hijau yang ramah lingkungan di wilayah perkotaan, yang ke depannya dapat terus dikembangkan oleh TPAKD DKI Jakarta di lokasi lainnya di DKI Jakarta, bahkan dicontoh oleh kota-kota metropolis lainnya," ucap Wimboh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.