Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Harga Bensin Pertamina Vs Petronas di Malaysia

Kompas.com - Diperbarui 30/03/2022, 13:19 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax semakin menguat. Hal itu seiring dengan semakin tingginya harga keekonomian BBM umum RON 92 atau setara Pertamax berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM.

Harga batas atas atau keekonomian BBM RON 92 diperkirakan mencapai sebesar Rp 16.000 per liter pada April 2022. Angka itu naik dari harga keekonomian di Maret 2021 yang sebesar Rp14.526 per liter.

Padahal saat ini Pertamina diketahui masih menjual Pertamax di kisaran harga Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Artinya ada gap yang tinggi antara harga jual dan harga keekonomian Pertamax.

Beberapa pihak menyebutkan, harga Pertamax sesuai dengan harga pasar harus dilakukan karena bisa menimbulkan kerugian besar ke Pertamina. Selain itu, diperkirakan kondisi ini bisa berdampak pada larinya konsumen Petramax ke Pertalite yang lebih murah.

Baca juga: Begini Cara Negeri Jiran Malaysia Atasi Masalah Minyak Goreng

Pertamax termasuk dalam golongan bensin dengan oktan 92 atau RON 92. Semakin tinggi RON, semakin baik kualitasnya maupun performa mesin, terutama apabila dipakai untuk mobil keluaran terbaru.

Harga BBM di Malaysia

Harga BBM di Malaysia diperbaharui setiap sepekan sekali mengikuti peraturan resmi dari Kementerian Keuangan Malaysia. Harga BBM di Malaysia dibedakan berdasarkan nilai oktan atau RON.

Selain itu, harga BBM di Malaysia ini juga rutin diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna (KPDNHEP). Harga ini berlaku untuk SPBU di Malaysia, tak terkecuali milik Petronas.

Mengutip laman KPDNHEP pada Rabu (30/3/2022), harga bensin terbaru dengan oktan 95 atau RON 95 dijual di Malaysia seharga ringgit Malaysia (RM) 2,05 atau setara dengan Rp 6.998 (kurs Rp 3.413) per liter.

Baca juga: Selain Malaysia, Singapura Juga Banyak Menguasai Kelapa Sawit di RI

Meski memiliki oktan lebih tinggi, bensin RON 95 yang dijual di Malaysia ini paling mendekati dengan Pertamax yang dijual Pertamina dengan RON 92. Sementara Pertalite Pertamina memiliki kandungan lebih rendah lagi, yakni RON 90.

Untuk BBM dengan oktan lebih tinggi lagi, yakni untuk bensin dengan RON 97 di Malaysia saat ini dijual RM 3,83 atau setara dengan Rp 13.075 per liter. Lalu untuk BBM jenis diesel dibanderol seharga RM 2,15 atau sekitar Rp 7.330.

Berikut ini rincian harga BBM di Malaysia per liternya:

  • Bensin RON 95: Rp 6.990
  • Bensin RON 97: Rp 13.075
  • Diesel: Rp 7.330.

Sebagai perbandingan, berikut rincian harga BBM Pertamina yang dijual di Indonesia untuk wilayah Pulau Jawa:

  • Pertalite (RON 90): Rp 7.650
  • Pertamax (RON 92): Rp 9.000
  • Pertamax Turbo (RON 98): 14.500
  • Dexlite (diesel): Rp 12.950
  • Pertamina DEX (diesel): Rp 13.700.

Baca juga: RI Penghasil Sawit Terbesar Dunia, tapi Harganya Diatur dari Malaysia

Subsidi BBM

Harga BBM di Malaysia yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain tak lepas dari kebijakan subsidi pemerintah.

Seperti halnya Indonesia, pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi pada produk BBM-nya. Namun bedanya, Indonesia memberikan subsidi pada produk BBM dengan kualitas lebih rendah seperti Solar subsidi dan memberikan kompensasi pada bensin dengan nilai oktan (RON) 88 alias Premium.

Sedangkan Malaysia, langsung memberikan subsidi pada produk bensin dengan kualitas dan nilai oktan lebih tinggi, yakni RON 95, yang secara kualitas oktannya berada di atas Petamax yang memiliki RON 92.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com