Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Bergerak Dua Arah, Dipicu Pengetatan Moneter AS yang Agresif

Kompas.com - 21/04/2022, 09:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia bergerak dua arah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Pergerakan emas dipengaruhi kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Namun, proyeksi perlambatan ekonomi global imbas perang Rusia-Ukraina telah membatasi penurunan lebih lanjut pada emas.

Baca juga: Anjlok Tajam, Ini Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian

Mengutip CNBC, Kamis (21/4/2022), harga emas berjangka Comex New York Exchange turun tipis 0,07 persen ke level 1.957 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas di pasar spot naik tipis 0,3 persen, membaik dari level terendah dalam dua minggu terakhir.

“Kita melihat imbal hasil yang lebih tinggi, kita masih melihat retorika yang lebih hawkish dari The Fed. Itu mengurangi antusiasme terhadap emas sehingga memicu aksi jual korektif," ujar Craig Erlam, Analis Pasar Senior di Oanda.

Pada perdagangan Selasa kemarin, harga emas dunia sempat anjlok 1,8 persen karena komentar kebijakan moneter yang hawkish dari pejabat Bank Sentral AS, termasuk Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard.

Rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) guna mengendalikan inflasi yang melonjak, sempat membuat dollar AS menguat dan imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai ke level tertinggi multi-tahun.

Baca juga: Bitcoin, Dogecoin dan Ethereum Melemah, Cek Harga Kripto Hari Ini

Emas batangan memang menjadi aset lindung nilai yang aman selama masa krisis politik dan ekonomi, termasuk terhadap inflasi, namun kenaikan suku bunga dan penguatan dollar AS tidak menguntungkan bagi emas.

Lantaran kenaikan suku bunga membuat imbal hasil obligasi naik, tapi sekaligus meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Sementara penguatan dollar AS membuat harga emas menjadi mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6 persen dari sebelumnya di 4,4 persen pada Januari 2022. IMF juga memperingatkan potensi inflasi yang lebih tinggi.

Alasannya, perekonomian global terimbas perang Rusia-Ukraina dan laju kenaikan inflasi kini menjadi bahaya yang nyata bagi banyak negara. Kekhawatiran inflasi ini membatasi penurunan emas yang merupakan aset aman (safe haven).

Baca juga: Wall Street Ditutup Mayoritas Merah, Saham Netflix Anjlok 35 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com