Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Kalau Tak Disubsidi, Harga BBM Naik 2 Kali Lipat

Kompas.com - 27/06/2022, 13:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomitmen menaikkan anggaran subsidi agar harga BBM, elpiji 3 kilogram, dan listrik tidak naik. Pasalnya jika tak disubsidi, harga BBM sudah naik sekitar 2 kali lipat.

Bendahara negara ini menuturkan, masyarakat tidak bisa mengambil shock (kejutan) seluruhnya dari kenaikan harga minyak mentah dunia akibat kendala pasokan dan perang Rusia dengan Ukraina.

Pemerintah juga tidak bisa membebankan seluruh biaya tersebut kepada dua perusahaan pelat merah, yakni Pertamina dan PLN.

"Rakyat enggak bisa diandalkan untuk ambil shock seluruh kenaikan itu. Kalau tidak, seluruh BBM sudah naik paling tidak 2 kali lipat, betul kan? Tapi kamu tidak pass through itu, tapi enggak mungkin di-carry oleh Pertamina dan BUMN," kata Sri Mulyani dalam Seminar Merdeka Belajar di Jakarta, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Disentil Jokowi soal Efisiensi, Berapa Sebenarnya Subsidi yang Disalurkan Sri Mulyani ke PLN-Pertamina?

Wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, subsidi membuat belanja negara naik menjadi Rp 3.106 triliun dari desain awal Rp 2.750 triliun dengan asumsi harga minyak mentah sebesar 63 dollar AS per barrel.

Sementara itu hingga akhir Mei 2022, belanja subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 75,41 triliun. Realisasi Rp 75,41 triliun itu terdiri dari subsidi reguler pada bulan Mei mencapai Rp 65,24 triliun dan kurang bayar tahun sebelumnya Rp 10,17 triliun.

Dia tidak memungkiri, subsidi dan kompensasi energi mendominasi belanja non kementerian/lembaga dengan realisasi Rp 334,7 triliun sampai Mei 2022.

"Hari ini harga minyak hampir 2 kali lipat, 120 dollar AS per barrel, turun naik di sekitar itu. Dan bapak ibu tahu jumlah subsidi harus ditambahkan Rp 380 triliun on top on Rp 154 triliun," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Bank Dunia Proyeksi Subsidi Energi Buat PLN dan Pertamina Bengkak Jadi 1,5 Persen PDB

Lalu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan, Indonesia mengambil keputusan yang tepat untuk melindungi masyarakat dan memilih tak menaikkan harga, saat semua negara menghadapi tekanan luar biasa karena krisis energi dan krisis pangan.

Naiknya subsidi ini juga dibarengi dengan kenaikan penerimaan negara sekitar Rp 420 triliun karena tingginya harga komoditas. Oleh karena itu, belanja pendidikan yang harus 20 persen dari APBN juga mengalami kenaikan.

"Ini bukan suatu hal sepele. Memang kita dapat windfall revenue mau dipakai apa? Diputuskan salah satu yang paling penting saat inis sesudah 2 tahun pandemi perlu melindungi masyarakat. Jadi subsidi yang Bapak/Ibu nikmati tadi masih jauh di bawah harga," sebut Ani.

Baca juga: Update Harga BBM di Semua SPBU Pertamina per Juni 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com