Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda-beda Harga BBM Jika Tak Disubsidi, Versi Jokowi dan Para Menteri

Kompas.com - 28/08/2022, 06:35 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Rencana kenaikan harga BBM jenis Pertalite di Indonesia menuai polemik. Harga BBM dengan oktan 90 atau RON 90 ini dinilai perlu disesuaikan karena adanya kenaikan harga minyak dunia sehingga membebani APBN.

Naiknya harga Pertalite yang dijual Pertamina berpotensi membuat angka inflasi meninggi. Di beberapa daerah, antrean mendapatkan BBM subdidi dikabarkan sampai mengular.

Sejauh ini, meski harga minyak dunia melonjak, pemerintah masih menahan harga Pertalite. Sebab, pemerintah masih memberikan subsidi pertalite.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meminta para menterinya untuk melakukan kalkulasi cermat sebelum akhirnya memutuskan menaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar.

Baca juga: Kualitas BBM Malaysia Ungguli Pertalite dan Lebih Murah, Kok Bisa?

Pernyataan dari Jokowi semakin menguatkan sinyal pemerintah akan segera menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut.

Beda-beda versi Jokowi dan menteri

Dalam perkembangannya, Jokowi dan para menteri kerap menyampaikan perhitungan harga riil apabila BBM Pertalite maupun Solar tidak disubsidi pemerintah. Namun, versi Jokowi maupun para pembantunya ini berbeda-beda.

Versi Presiden Jokowi

Presiden Jokowi mengatakan harga murni Pertalite mencapai Rp17.100 per liter jika tak disubsidi pemerintah. Pernyataan ini dilontarkan Kepala Negara saat Silatruahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD Jumat 5 Agustus 2022.

"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik 7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang benar adalah 17.100, demonya berapa bulan?" tanya Jokowi dalam pemberitaan Kompas TV, 5 Agustus 2022.

Baca juga: Mendag Bilang, Telur Ayam Mahal gara-gara Bansos Kemensos

"Naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?" kata dia lagi.

Bisa-bisa, jika harga Pertalite melambung karena tak lagi disubsidi, ekonomi Indonesia berpotensi jeblok ditambah inflasi yang naik tinggi.

"Pertumbuhan ekonominya turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Dunia saat ini sudah berada pada possisi yang mengerikan," ucap Jokowi.

Versi Menko Airlangga Hartarto

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga keekonomian sejumlah BBM PT Pertamina (Persero) masih lebih tinggi dari harga yang dijual di SPBU.

Ia mencontohkan, dua jenis BBM yang harganya masih lebih rendah dari nilai keekonomiannya ialah Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92).

Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com