Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Subsidi dan Kompensasi Energi Capai Rp 338 Triliun pada 2023

Kompas.com - 21/09/2022, 08:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati anggaran subsidi dan kompensasi energi dalam RAPBN 2023 mencapai Rp 338 triliun. Nilai itu naik tipis dari usulan dalam nota keuangan yang sebesar Rp 336,7 triliun.

Adapun anggaran tersebut terdiri dari subsidi energi Rp 212 triliun dan kompensasi energi Rp 126 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatawarta mengatakan, total anggaran subsidi dan kompensasi tahun depan naik karena memperhitungkan perubahan asumsi kurs. Nilai tukar dari semula diasumsikan Rp 14.750 per dollar menjadi Rp 14.800 per dollar di 2023.

"Totalnya jadi sekitar Rp 338 triliun, subsidi plus kompensasi untuk subsidi Rp 212 triliun dan sisanya kompensasi (Rp 126 triliun)," ujarnya saat ditemui usai rapat panja dengan Banggar di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Anggaran Subsidi Energi 2023 Naik Jadi Rp 212 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

Secara rinci, anggaran subsidi energi sebesar Rp 212 triliun mencakup alokasi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 21,5 triliun, Elpiji tabung 3 kilogram sebesar Rp 117,8 triliun, dan alokasi subsidi listrik Rp 72,6 triliun. Namun, untuk anggaran kompensasi pemerintah belum memiliki rinciannya.

3 hal yang pengaruhi subsidi energi

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Made Arya menjelaskan, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi anggaran subsidi dan kompensasi energi. Terdiri dari pergerakan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP), volume BBM yang dikonsumsi masyarakat, dan pergerakan nilai tukar.

"Ini akan kami lihat dan sekarang yang ada kompensasinya kan Pertalite, sedangkan yang lain itu bentuk subsidi," katanya.

Baca juga: Anggaran Subsidi Energi 2023 Disepakati Rp 211,9 Triliun, Lebih Tinggi dari Jumlah di Nota Keuangan

Ia menyebutkan, anggaran kompensasi untuk 2023 telah disiapkan oleh pemerintah dalam bentuk cadangan sebesar Rp 127,7 triliun. Anggaran ini baru akan digunakan menyesuaikan kebutuhan di tahun depan dan kondisi asumsi makro ekonomi.

"Sebenarnya anggaran kompensasi tidak pernah ada, karena itu kan sesuai kebutuhan. Kan beda cara ngitungnya karena kompensasi akan melihat volume (energi) yang digunakan," jelas dia.

Sementara itu, dalam rapat panja, Ketua Banggar Said Abdullah mengatakan, anggaran kompensasi energi yang yang dicadangkan senilai Rp 127,7 triliun tersebut, dipastikan masuk dalam belanja non kementerian dan lembaga.

"Anggaran kompensasi memang selama ini dimasukkan ke anggaran cadangan, enggak pernah masuk ikut ke anggaran kementerian dan lembaga. Anggaran kompensasi tetap (masuk di) cadangan dan keputusannya domain pemerintah (tergantung kebutuhan)," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com