Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Riset Ungkap Investor Ritel Berinvestasi untuk Tujuan Jangka Panjang

Kompas.com - 22/09/2022, 18:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Studi Platform Multiaset Pluang dan Center for Economic and Law Studies (CELIOS) mengungapkan, sebagian investor di Indonesia beorientasi mendapatkan pendapatan pasif melalui investasi.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan, studi ini mengungkapkan sebagian investor ritel melakukan investasi untuk tujuan jangka panjang, misalnya mempersiapkan dana darurat, dana pensiun, dan dana pendidikan anak.

Selain itu, penelitian CELIOS bersama Pluang juga menemukan, saat ini investasi tidak lagi terbatas pada investor bermodal besar, tetapi dapat dimulai dengan modal yang terjangkau.

Sebanyak 61 persen responden mengalokasikan kurang dari Rp 1 juta dari pendapatan bulanannya untuk berinvestasi.

Baca juga: Astra Bakal Punya Bank Digital, Fokus Garap Segmen Ritel dan UKM

"Di platform investasi multi-aset, para investor juga berkeinginan untuk menambah instrumen investasi hingga ke 2 sampai 3 kelas aset. Mayoritas di antaranya juga tertarik mempelajari produk investasi lain," kata dia dalam siaran pers, Kamis (22/9/2022).

Sementara, Executive Director CELIOS Bhima Yudhistira menjelaskan, mayoritas responden menganggap berinvestasi memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ia bilang pesatnya momentum ekonomi digital di Indonesia dan adopsi teknologi yang cepat dari kalangan generasi muda mendorong terciptanya persepsi ini.

Berinvestasi di platform investasi digital dianggap sebagai aksi berkontribusi terhadap peningkatan sektor teknologi informasi, membantu pendanaan perusahaan, dan efek penciptaan tenaga kerja dari investasi.

"Hal ini menjadi indikasi positif bahwa platform investasi digital mampu mendorong terciptanya investment-oriented society atau masyarakat yang melek investasi,” imbuh dia.

Ia menambahkan, responden studi ini memiliki preferensi tinggi untuk memilih influencer keuangan di media sosial atau fin-fluencer sebagai sumber informasi investasi yang dapat dipercaya.

Baca juga: Ini Alasan BI Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin


Studi ini merekomendasikan adanya pengembangan kapasitas untuk influencer keuangan agar dapat memberikan literasi finansial yang valid dan edukatif.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Hubungan Masyarakat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Darmansyah menyampaikan, perlunya harmonisasi kebijakan antar regulator untuk memberi masyarakat kepastian hukum terutama terkait perlindungan konsumen.

“Dengan semakin banyaknya investor ritel yang menjadikan figur publik sebagai sumber informasi investasi, edukasi menjadi kian penting untuk membantu investor ritel melindungi diri dari penipuan,” tutup dia.

Baca juga: Bos Garuda: Enggak Ada Satu Sen Pun dari PMN Dipakai Buat Bayar Utang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com