Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Tidak Ada Negara yang Kendalikan Inflasi seperti RI

Kompas.com - 11/10/2022, 14:26 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeklaim, tak ada negara yang melakukan pengendalian inflasi secara detail seperti yang Indonesia lakukan. Menurutnya, hal itu pula yang membuat inflasi Indonesia cukup terkendali dibandingkan sejumlah negara lainnya.

Ia menjelaskan, lonjakan inflasi yang terjadi secara global membuat setiap negara berupaya mengendalikan kenaikan harga. Umumnya, negara-negara menekan inflasi dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral.

Namun, itu merupakan kebijakan pengendalian inflasi secara makro, yang menurut Jokowi perlu dibarengi pula dengan kebijakan pengendalian secara mikro.

Baca juga: Jokowi Sebut Inflasi RI Masih Terjaga meski Harga BBM Naik karena Pengendalian Harga Pangan

Maka, dalam hal ini, pemerintah melalui instrumen fiskalnya memberikan bantuan sosial (bansos) untuk menjaga daya beli masyarakat, serta mewajibkan pemerintah daerah (pemda) menggunakan sebagian anggaran untuk pengendalian inflasi.

"Seperti inflasi, itu enggak ada negara yang melakukannya seperti kita. Inflasi biasanya dikendalikan dengan menaikkan suku bunga oleh bank sentral. Tapi kita tidak hanya urusan kenaikan suku bunga, dalam praktik nyata kita juga masuk ke sumbernya, yaitu kenaikan (harga) barang dan jasa," katanya dalam acara Investor Daily Summit 2022 di JCC, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Gara-gara Krisis dan Inflasi, Jokowi: 28 Negara Antre Jadi Pasien IMF

Bansos BBM

Ia mengungkapkan, pemerintah telah menganggarkan subsidi energi mencapai Rp 502,6 triliun di tahun ini. Selain itu, seiring dengan adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Solar dan Pertalite, juga diberikan tambahan bansos sekitar Rp 24,17 triliun.

Bansos itu mencakup pula kebijakan pemerintah pusat yang mewajibkan pemerintah daerah (pemda) membelanjakan 2 persen dari anggaran dana transfer umum (DTU) dan anggaran dari belanja tak terduga untuk pengendalian inflasi di daerahnya.

Ia mencontohkan, langkah pengendalian itu dapat dilakukan pemda dengan menyubsidi ongkos logistik pengiriman bahan pangan dari satu daerah ke daerah lainnya.

Baca juga: Jokowi: Saya Beri Waktu 2 Tahun Lagi, Setop Impor Aspal

Halaman:


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com