Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Kekhawatiran Resesi, Harga Minyak Dunia Sepekan Turun Lebih dari 6 Persen

Kompas.com - 16/10/2022, 10:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Jumat (14/10/2022) waktu setempat. Pergerakan harga minyak mentah dunia dipengaruhi oleh kekhawatiran akan resesi.

Mengutip CNBC, Kontrak Brent dan WTI bergejolak, dan selama sepekan mengalami penutunan 6,4 persen dan 7,6 persen dalam sepekan. Sementara itu, harga minyak anjlok lebih dari 3 persen pada hari Jumat karena kekhawatiran resesi global dan permintaan minyak yang lemah, terutama di China, usai pemotongan besar-besaran terhadap target pasokan negara pengekspor minyak atau OPEC+.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 2,94 dollar AS, atau 3,1 persen, menjadi menetap di 91,63 dollar AS per barrel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,50 dollar AS, atau 3,9 persen menjadi 85,61 dollar AS per barrel.

Inflasi inti AS mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam 40 tahun, memperkuat pandangan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi lebih lama dengan risiko resesi global. Keputusan suku bunga AS berikutnya akan jatuh tempo pada 1-2 November 2022 mendatang.

Baca juga: Dibayangi Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago mengatakan, sentimen konsumen AS terus meningkat setelah bulan Oktober, tetapi ekspektasi inflasi rumah tangga sedikit memburuk.

"Dipandang sebagai sentimen negatif, kebijakan Fed terkait suku bunga mematahkan semangat konsumen dan memperlambat ekonomi lebih lanjut, dan itu menyebabkan kenaikan dollar AS dan tekanan ke pasar minyak," kata Phil Flynn.

Sementara itu, indeks dollar AS yang naik sekitar 0,8 persen, mengurangi permintaan minyak, karena membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengungkapkan, pasokan minyak mentah AS pekan ini mengalami penambahan, di delapan rig minyak sehingga total minyak AS menjadi 610, tertinggi sejak Maret 2020.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Turun Tipis, Apa Sebabnya?

Sentimen dari China muncul, setelah negara importir minyak mentah terbesar di dunia ini menerapkan kebijakan zero Covid-19, selama libur sepekan. Kebijakan tersebut diyakini akan menurunkan jumlah kasus, yang sangat membebani kegiatan ekonomi, sekaligus dengan permintaan minyak.

Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Kamis memangkas perkiraan permintaan minyaknya untuk tahun ini dan tahun depan. IEA juga memperingatkan potensi resesi global, dan pasar masih mencerna keputusan penurunan produksi 2 juta barrel per hari, oleh OPEC+.

IEA memperkirakan, kebijakan pemotongan produksi minyak tersebut mendorong bentrokan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat. IEA juga menilai, kurangnya produksi ini mungkin akan menjadi pemotongan 1 juta barrel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com