Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Capai 5,5 Persen

Kompas.com - 21/10/2022, 16:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan ekonomi kuartal III-2022 mampu tumbuh mencapai 5,5 persen (year on year/yoy). Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-202 sebesar 5,01 persen (yoy) dan kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen (yoy), perkiraan dari Kementerian Keuangan," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Tertinggi Kedua di G20

Menurutnya, optimisme itu dukung beberapa indikator dini yang masih terjaga dan ekspansif. Seperti mobilitas masyarakat yang berada di atas level pandemi meskipun sedikit melambat pada bulan Oktober, indeks penjualan ritel yang masih cukup kuat, dan belanja masyarakat yang masih terus terjaga.

Kemudian, ditopang pula oleh kinerja PMI manufaktur Indonesia yang terus mengalami ekspansi selama 13 bulan berturut-turut atau masuk zona ekspansif. Begitu pula dengan konsumsi listrik untuk sektor industri dan bisnis yang mengalami pertumbuhan positif masing masing 8,1 persen (yoy) dan 17,3 persen (yoy).

"Dari sisi manufaktur kami lihat industri pengolahan kapasitas produksi juga alami kenaikan. Ini semua menggambarkan pertumbuhan ekonomi kuartal III mungkin masih sangat kuat, meski kami melakukan kenaikan harga BBM tetapi tidak pengaruhi pertumbuhan yang masih relatif terjaga," papar Sri Mulyani.

Baca juga: Chatib Basri Nilai Tahun Politik Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Adapun dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga di kisaran 5 persen, ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini bisa mencapai kisaran 5 persen-5,3 persen (yoy).

Bendahara negara itu pun menekankan, pertumbuhan ekonomi yang relatif baik ini akan menjadi bekal untuk menghadapi tantangan global di tahun depan. Sebab, meski kinerja ekonomi Indonesia terjaga, namun kondisi gejolak ekonomi global masih kuat dan perlu diwaspadai.

"Tahun 2023 harus diwaspadai karena gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global, serta kecednerungan suku bunga naik akan mempengaruhi berbagai indiaktor dan faktor pedorong pertumbuhan ekonomi. Jadi harus sangat hati-hati meski saat ini momentum pertumbuhan ekonomi masih sangat sehat dan kuat," tutup dia.

Baca juga: Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III dan IV 2022 Capai 5,2 Persen

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com