Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TSL Ausmelt Milik PT Timah Ditargetkan Bisa Produksi Bijih Timah hingga 40.000 Ton Per Tahun

Kompas.com - 27/02/2023, 20:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


BANGKA BELITUNG, KOMPAS.comTSL Ausmelt milik PT Timah Tbk (TINS) yang berada di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat mampu menghasilkan bijih timah sebanyak 40.000 ton per tahun dengan kadar rendah.

Wakil Kepala Unit Metalurgi Muntok PT Timah Kopdi Kardi Saragih mengatakan, pembangunan yang menelan biaya hingga Rp 1,2 triliun ini mulai beroperasi pada 22 Desember 2022 menerapkan transformasi teknologi dalam pengolahan bijih timah.

“TSL Ausmelt ini adalah bentuk transformasi dan inovasi teknologi pengolahan timah kadar rendah, yang diharapkan kedepannya bisa menggantikan teknologi eksisting sebelumnya, Reverberatory Furnace,” kata Saragih di Muntok, Senin (27/2/2023).

Baca juga: Penjelasan PT Timah soal Kecelakaan Tambang yang Menewaskan 2 Pekerja

Melalui teknologi baru tersebut, PT Timah juga berhasil menggantikan kapasitas 28.000 hingga 30.000 ton (6 unit) per tahun bijih timah, menjadi 40.000 ton (curde tin) per tahun (1 unit). Disebutkan pula, TSL Ausmelt ini turut melibatkan PT Wijaya Karya (Wika) Tbk dan Outotec Pty Ltd.

“Semuanya kita jalani dengan budget dan timeline yang sudah kita sepakati. Kita menggandeng yang namanya Outotec sebagai teknologi provider kita, dan Wijaya Karya, TSL Ausmelt kita memiliki kapasitas 200 ton konsentrat per hari dan secara tahunan sampai dengan 40.000 ton (curde tin) per tahun,” lanjut dia.

Tak hanya menjadi yang pertama di Asia, TSL Ausmelt juga merupakan pengolahan bijih timah terbesar ke-5 di dunia. Adapun kadar minimum yang diproduksi adalah 40 persen, sehingga diharapkan dapat mendorong juga dapat menekan harga pokok penjualan (HPP).

“Ini kelebihan TSL Ausmelt, yang mana bisa melebur bijih timah dengan kadar minimum 40 persen. Dengan kadar ini juga diharapkan bisa mendorong sisi core bisnis PT Timah, di sisi lain, akan ada peningkatan kapasitas produksi, peningkatan recovrey pertambangan, serta menurunkan HPP,” tegas dia.

Baca juga: Reklamasi Darat PT Timah Sudah 91 Persen Hingga November 2022

Sebagai informasi, TSL Ausmelt Furnace merupakan strategi untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini, dimana ketersediaan biji timah dengan kadar tinggi atau diatas 70 persen Sn sudah terbatas.

Teknologi peleburan timah yang dimiliki PT Timah Tbk saat ini, Tanur Reverberatory tidak mempunyai fleksibilitas mengolah konsentrat bijih Timah kadar rendah (< 70 persen Sn). Selain itu, membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk melebur timah dan terak.

Tanur Reverberatory menggunakan bahan bakar minyak (marine fuel oil) dengan reduktor batu bara jenis antrasit yang lebih banyak dan membutuhkan biaya yang relatif besar. Untuk mampu bersaing dengan industri pertambangan timah dunia, PT TIMAH Tbk harus menekan cost produksi sehingga penggunaan teknologi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan kedepan.

Dengan TSL Ausmelt Furnace, diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

Adapun untuk bahan bakar dan reduktor, TSL Ausmelt menggunakan batu bara jenis Sub-Bituminus yang cenderung lebih mudah didapatkan di Indonesia. Waktu pengolahan juga lebih singkat, untuk satu batch pengolahan hanya membutuhkan waktu sekitar 10,5 jam. Sedangkan pada Reverberatory membutuhkan waktu 24 jam perbtach.

Di tengah gencarnya isu lingkungan yang menyoroti perusahaan pertambangan, TSL Ausmelt lebih safety dan menerapkan teknologi ramah lingkungan karena dilengkapi dengan Hygien Sistem dan Waste Water Treatment.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT TIMAH Tbk, Abdullah Umar Baswedan mengatakan, dengan beroperasinya Ausmelt dapat menekan cost pengolahan sebesar 25 persen dibandingkan dengan menggunakan Reverberatory furnace. kata Sekretaris Perusahaan PT TIMAH Tbk, Abdullah Umar Baswedan.

“Tujuan transformasi teknologi pengolahan ini untuk optimalisasi teknologi, peningakatan kapasitas, efisiensi produksi dan keselamatan serta kesehatan lingkungan. Dengan beroperasinya TSL Ausmelt Furnace tentunya dapat meningkatkan efektifitas produksi dengan proses pengolahan yang lebih efisien," ujar Abdullah.

Baca juga: Profil Belasting Rijder, Klub Moge DJP yang Dibubarkan Sri Mulyani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com