Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bitcoin Kian Menguat Dekati Rp 450 Juta Per Keping, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 11/04/2023, 23:58 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar aset kripto terpantau bergerak menguat signifikan sejak awal pekan. Harga-harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar besar tercatat menguat signifikan, bahkan harga Bitcoin kembali menembus level 30.000 dollar AS per keping atau Rp 447,5 juta per keping (kurs Rp 14.917 per dollar AS).

Melansir data Coinmarketcap, hingga Selasa (11/4/2023) malam hari, harga Bitcoin bergerak pada kisaran 30.249 dollar AS per keping. Posisi itu menguat sekitar 6,41 persen dalam kurun waktu satu hari terakhir.

Baca juga: Bitcoin Melonjak 4,5 Persen Dekati 30.000 Dollar AS, Simak Rician Harga Kripto Hari Ini

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, ini menjadi kali pertama Bitcoin menembus level psikologis 30.000 dollar AS per keping sejak 10 Juni 2022. Sejak awal tahun ini Bitcoin memang mencatatkan reli signifikan, dimana secara year to date telah menguat 80 persen.

"Pasar aset kripto mulai bergerak naik pada Januari 2023 setelah melihat data tingkat inflasi Amerika Serikat yang mulai turun sejak akhir tahun 2022," kata dia, dalam risetnya, dikutip Rabu (12/4/2023).

"Melandainya inflasi ini memberikan harapan adanya kebijakan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve di tahun 2023," tambahnya.

Baca juga: Harga Bitcoin dan Ethereum Menguat Lebih dari 30 Persen sejak Awal 2023

Selain meredanya inflasi, Bitcoin sempat mendapatkan momentum pada akhir Maret lalu menyusul krisis kesulitan likuiditas yang menerpa Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat. Kekhawatiran terhadap industri perbankan AS itu membuat investor mengalihkan aset mereka ke jenis aset lain seperti Bitcoin.

Kemudian, sentimen teranyar datang dari rencana beberapa negara yang telah mempertimbangkan alternatif penggunaan mata uang dollar AS. Pertimbangan itu dilakukan oleh Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang tergabung dalam BRICS.

Baca juga: Indodax Tawarkan Sejumlah Fitur Baru untuk Permudah Transaksi Kripto


Panji bilang, dengan langkah aliansi BRICS yang akan meninggalkan mata uang Paman Sam akan mempengaruhi posisi dollar AS di pasar internasional. Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya potensi penurunan permintaan dollar AS.

"Penurunan nilai dollar AS akan berdampak pada harga aset kripto, terutama Bitcoin yang memiliki korelasi yang cukup kuat. Ketika dollar AS menguat, maka harga Bitcoin relatif turun dan ketika nilai mata uang dollar menurun, maka harga Bitcoin cenderung menguat," tuturnya.

Lebih lanjut Panji memproyeksi, setelah tembus 30.000 dollar AS maka harga terdekat resistance Bitcoin di target harga 30.700 dollar AS untuk satu hari ke depan.

"Sementara dalam satu minggu ke depan hingga Minggu (16/4/2023), Bitcoin diprediksi akan menguji harga di kisaran 32.500 dollar AS untuk melanjutkan momentum bullish," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com