Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Merosot dari Level 2.000 Dollar AS

Kompas.com - 27/04/2023, 11:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia merosot dari level 2.000 dollar AS pada akhir perdagangan Rabu (26/4/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB.

Pelemahan emas dipicu menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury, dan kondisi investor yang fokus pada rilis data ekonomi mendatang.

Mengutip CNBC, harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,42 persen ke level 1.996,20 dollar AS per ons, mengakhiri penguatan dua hari terakhir, yang bahkan sempat di level 2.009,32 dollar AS per ons.

Sementara itu, harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi di level 1.985,80 dollar AS per ons.

Harga emas sempat menguat dua hari terakhir setelah muncul kekhawatiran baru seputar gejolak perbankan AS. Terbaru, ada First Republic Bank yang melaporkan simpanan deposito nasabahnya anjlok lebih dari 100 miliar dollar AS pada kuartal I-2023.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik, Bertengger ke Level 2.000 Dollar AS

Saham First Republic Bank pun mencapai rekor terendah, setelah sebuah laporan mengatakan pemerintah AS tidak mau campur tangan dalam proses penyelamatan pemberi pinjaman bermasalah.

"Itu adalah katalisator harga emas untuk kembali ke level yang sedikit lebih tinggi," kata Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas di TD Securities.

Namun kondisi pulihnya imbal hasil U.S Treasury dari level terendah hampir dua minggu, telah mengurangi daya tarik emas yang tidak memiliki imbal hasil.

Kini investor pun tengah menanti data produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2023 yang dijadwalkan rilis pada Kamis pekan ini.

Baca juga: Harga Emas Dunia Sentuh Level Tertinggi Dalam Satu Tahun, Dipicu Kekhawatiran Pelemahan Ekonomi

 


Selain itu, investor juga menanti data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, yang merupakan pengukur inflasi yang lebih disukai The Fed, pada Jumat mendatang.

Pasar kini melihat peluang 73 persen, dari sebelumnya 91 persen, untuk abnk sentral AS atau The Fed menaikkan lagi suku bunganya 25 basis poin di bulan Mei mendatang.

Untuk diketahui, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan risiko pelemahan ekonomi, sehingga emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, akan diminati investor.

Namun di sisi lain, emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, lantaran meningkatkan kerugian bagi pemegang emas batangan karena memang tidak memberikan imbal hasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com